Sebanyak 110 layang-layang beraneka bentuk menghiasi langit Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel). Festival Layang-layang Sulsel ini menjadi daya tarik wisatawan dari berbagai daerah.
detikSulsel berkesempatan melihat kemeriahan Festival Layang-layang Sulsel itu. Kegiatan berlangsung di Bandara Pongtiku, Kecamatan Rantetayo, Tana Toraja, Sabtu (11/3/2023).
Saat tiba di lokasi, beberapa peserta terlihat memamerkan hasil kreasinya membuat layangan beraneka macam bentuk. Ada yang bergambar khas identitas Toraja seperti rumah Tongkonan, kerbau petarung, dan ukiran tradisional.
Menariknya lagi, pemilik layang-layang terlihat mengenakan baju tradisional asli Toraja.
Setelah memamerkan layangan, peserta tampak berjibaku menaikkan layang-layang mereka lantaran kondisi angin kurang kencang. Bahkan, ada peserta yang harus mengulang beberapa kali untuk menerbangkan layangannya.
Salah seorang peserta asal Palopo, Ono mengaku baru pertama kali mengikuti lomba layang-layang di Sulsel. Dirinya bersama 4 kelompok asal Palopo lainnya sengaja datang ingin melihat kemeriahan festival ini.
"Mau coba angin Toraja. Inikan pertama kali dilakukan di Sulsel jadi penasaran juga. 4 kelompok tim Palopo ikut serta," katanya kepada detikSulsel, Sabtu (11/3/2023).
Pada festival itu, Ono membuat kreasi layang-layang bergambar rumah Tongkonan Toraja. Kata dia, membuat layangan itu butuh waktu 10 hari dengan biaya Rp 150 ribu.
"10 hari buat layangan seperti ini. Melukisnya yang lama, kalau bajetnya itu cukup murah kurang lebih Rp 150 ribu," ungkapnya.
Pada kegiatan tersebut, wisatawan lokal maupun luar daerah ikut menyaksikan. Beberapa wisatawan mengaku, melihat layang-layang mengudara membuat mereka kembali bernostalgia pada masa kecil dulu.
"Terakhir saya main layang-layang waktu kecil dulu. Bayangkan sudah lama sekali, seru juga lihat begini memori kecil dulu langsung diingat kembali," ujar salah seorang wisatawan dari Luwu, Daniel.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(asm/sar)