Mistis Menara Pengintai Peninggalan Belanda di Pulau Sembilan Sinjai

Mistis Menara Pengintai Peninggalan Belanda di Pulau Sembilan Sinjai

Agung Pramono - detikSulsel
Sabtu, 29 Okt 2022 18:43 WIB
Gunung di Pulau Burungloe, Pulau Sembilan Sinjai
Foto: Agung Pramono/detikSulsel
Sinjai - Pulau Burungloe di Desa Buhung Pitue, Kecamatan Pulau Sembilan, Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki cerita sejarah serta mistis. Terdapat menara pengintai di pulau ini yang dulu digunakan oleh koloni Belanda untuk mengintai musuh.

Pulau Burungloe memang satu-satunya kawasan di Pulau Sembilan Sinjai yang memiliki gunung. Bahkan, dari puncak gunung ini terlihat langsung daratan Bone, pegunungan Lompobattang, hingga Tanjung Kajang Bulukumba.

Di puncak gunung inilah Belanda membangun menara pengintai. Lokasi gunung tersebut tidak jauh dari dermaga Pulau Burungloe.

Kepala Desa Buhung Pitue, Arifuddin mengatakan menara pengintai itu sudah tidak tersisa. Namun, ceritanya masih tersimpan.

"Di atas gunung itu tinggal, pas di puncak. Sekarang susah tidak ada mi bangunannya. Tetapi ceritanya masih ada sampai sekarang," ujarnya saat ditemui detikSulsel, Rabu (26/10/2022).

Arifuddin mengatakan pulau ini merupakan salah satu pulau yang pernah jadi target utama penjajah. Bahkan menurut Arifuddin, dalam sejarahnya pulau ini kerap dihujani bom oleh pasukan Jepang.

"Ini dulu benteng Belanda. Sering sekali dibom sama Jepang tetapi tidak pernah hancur. Jadi orang tua dulu di sini sering sekali dibom namun tidak pernah terkena. Malah kondisi pulau tetap baik-baik saja," tutur Arifuddin.

Disakralkan oleh Pengunjung

Arifuddin mengatakan, lokasi bersejarah tersebut kini disakralkan oleh pengunjung dari luar Pulau Sembilan Sinjai. Ia menceritakan, tempat tersebut kini dipenuhi oleh kain kafan dan kapal-kapal kecil.

Di dekat serpihan menara itu ada batu miring dua yang diyakini sebagai kuburan orang-orang terdahulu.

"Kalau di atas sekarang itu saya kaget liat karena ada kain kafan, dan kapal-kapal kecil. Itu kain kafan orang yang bawa, saya juga baru 3 kali ke puncak," bebernya.

Ia mengatakan beberapa waktu lalu ada pengunjung dari Makassar. Orang itu mengetahui soal batu miring di atas gunung dan mengaku mendapat informasi dari mimpi.

"Ada orang dari Makassar yang dikasih mimpi katanya ada kuburan di Pulau Sembilan tepatnya di Pulau Burungloe. Di puncak, ada batu 2 miring, itu kuburan disebut sebagai kuburan yang berpasangan. Namanya juga mereka tau, kami sebelumnya tidak pernah tahu soal itu," ungkap Arifuddin.

Penjaga Gaib Pulau Burungloe

Selain menara peninggalan Belanda yang kini menjadi tempat sakral, puncak gunung Pulau Burungloe sendiri memiliki cerita mistis. Arifuddin menceritakan tentang sejumlah mimpi aneh yang menuntun sejumlah pengunjung untuk datang ke gunung di Pulau Burungloe.

"Ada orang pernah dikasih mimpi semacam melihat 1 guci besar berbentuk emas, namun di atas guci itu ada ular besar. Guci itu bisa diambil namun dengan syarat harus menyiapkan sesajen dengan memotongkan hewan 4 kaki," tuturnya saat bercerita yang juga disimak oleh Camat Pulau Sembilan.

Orang itu pun langsung menuju ke puncak gunung tersebut pada malam Jumat. Ia berhasil melihat guci tersebut. Guci itu disebut-sebut sebagai harta karun Pulau Burungloe.

"Orang itu mendengar semacam ada suara biar kau jual semua ini emasnya tidak masalah, asal jangan pulau ini. Namun guci itu tertanam kembali karena ada satu sebab. Lokasi tertanamnya berdekatan dengan kuburan," jelasnya.

Sehingga warga percaya bahwa ada penjaga gaib di Pulau Burungloe ini. Bahkan beberapa warga mengaku pernah melihat perjaga yang konon berbentuk lipan besar dan bercahaya.

"Di sini semacam ada penjaganya, lipan besar. Pernah warga lihat itu menyala dari kejauhan, dan pas didekati ternyata lipan. Menurut cerita itulah yang katanya menjaga pulau ini dari dulu makanya seluruh bom dari Jepang tidak pernah mengenai pulau ini," sambungnya.

Arifuddin menambahkan, juga pernah ada kejadian 15 tahun yang lalu pengunjung dari Bone yang datang ke Pulau Burungloe atas tuntunan dari mimpinya sendiri. Namu, pengunjung itu hingga kini tidak pernah kembali.

"Malam pertama saat ada seseorang yang ajak naik ke gunung dia menolak. Pas malam kedua laki-laki itu naik ke gunung setelah kembali diajak. Dan sampai sekarang tidak pernah lagi ditemukan orang itu. Entahlah apakah dia sudah mati atau pindah alam, tapi sampai sekarang orang itu hilang tidak pernah ditemukan jasadnya," ungkapnya.

Tim detikSulsel sempat berniat mengunjungi langsung puncak gunung tersebut. Namun, Arifuddin mengimbau agar mengurungkan niat. Ia pun mengaku tidak berani untuk menemani.


(alk/tau)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detiksulsel

Hide Ads