Cerita Pasutri di Mamasa Sulap Kebun Cengkeh Jadi Kawasan Wisata Nuansa Eropa

Sulawesi Barat

Cerita Pasutri di Mamasa Sulap Kebun Cengkeh Jadi Kawasan Wisata Nuansa Eropa

Abdy Febriady - detikSulsel
Minggu, 11 Sep 2022 20:01 WIB
Wisata Cito Hill di Mamasa
Foto: Istimewa
Mamasa -

Pasangan suami istri bernama Cornelius (46) dan Sarlota (44), warga Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), sukses menyulap kebun cengkeh miliknya menjadi kawasan wisata kekinian. Kebun cengkeh tersebut kini menjadi tempat wisata bernuansa Eropa.

"Di sini itu, awalnya kebun cengkeh, yang kemudian dikembangkan jadi tempat wisata setelah melihat potensi yang ada," kata Cornelius kepada wartawan, Minggu (28/8/22).

Kawasan wisata yang diberi nama Citol Hill ini berada di Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa. Jaraknya sekira 2 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Mamasa, serta dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Citol Hill memiliki luas sekitar 1 hektar. Tempat wisata ini dirintis Cornelius dan Sarlota sejak tahun 2018 lalu. Saat berada di tempat ini, pengunjung dapat melihat keindahan panorama alam khas pedesaan Mamasa, dengan hamparan sawah terasering yang berada di kaki Gunung Mambulilling.

"Awalnya saya ingin jadikan hamparan untuk Banua (rumah khas Mamasa) untuk keluarga, dalam perkembangannya saya terinspirasi beberapa tempat, akhirnya saya sulap jadi tempat wisata," ujar Cornelius menceritakan awal mula mendirikan kawasan wisata Citol Hill.

ADVERTISEMENT
Wisata Cito Hill di MamasaWisata Cito Hill di Mamasa. (Foto: Istimewa)

Sebagai tempat wisata baru, Cornelius sengaja mendahulukan pembangunan spot foto menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan dari alam. Hal ini untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

"Awalnya saya buat spot foto dulu, saya mulai buat dari bahan yang didapatkan dari alam, mulai dari alang-alang hingga bambu," tuturnya.

"Itu juga untuk efisiensi, makanya memanfaatkan potensi alam, sementara tenaga kerjanya mengandalkan bantuan keluarga,"sambungnya.

Memasuki awal tahun 2019, ayah tiga anak ini mengaku mulai fokus melakukan pengembangan kawasan wisata Citol Hill. Salah satunya dengan membangun fasilitas pendukung berupa Villa dan gedung pertemuan.

Namun, di tengah pengembangan kawasan wisata ini, Cornelius harus dihadapkan situasi pandemi COVID-19. Beberapa pengunjung akhirnya membatalkan kunjungan.

"Tantangan terberat setelah itu, karena setelah pembenahan dilakukan, banyak tamu yang telah mendaftar batal berkunjung karena pandemi COVID-19. Salah satu karyawan yang telah saya rekrut untuk melayani tamu, terpaksa ikut dirumahkan," tutur Cornelius.

Meski begitu, Cornelius mengaku tidak patah semangat. Berkat dorongan semangat dan doa dari keluarga termasuk sang istri Sarlota, kini kawasan wisata Citol Hill menjadi salah satu kawasan wisata alam yang banyak dikunjungi warga dari berbagai daerah.

"Kalau hari-hari biasanya, pengunjung ada puluhan orang, tapi kalau hari libur bisa sampai ratusan orang," ungkap Cornlilus.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...

Citol Hill Menawarkan Wisata Bernuansa Eropa

Cornelius mengatakan sejak awal dirinya mencoba menawarkan nuansa baru dalam pengelolaan kawasan wisata Citol Hill. Salah satunya dengan membangun spot wisata bernuansa Eropa, seperti replica menara kincir angin dari Belanda hingga replika balon udara dari Italia yang menjadi primadona pengunjung.

Hal ini sebagai ciri khas Cito Hill, serta sebagai pembeda dengan tempat wisata pedesaan lainnya.

"Semua itu saya buat berbeda dengan tempat wisata lain, makanya saya berupaya membangun fasilitas yang tidak dimiliki tempat lain," tuturnya.

Wisata Cito Hill di MamasaWisata Cito Hill di Mamasa. (Foto: Istimewa)

Sementara itu, sang istri Sarlota mengaku jika kawasan wisata Citol Hill miliknya juga banyak dimanfaatkan warga untuk acara resmi.

"Bahkan dijadikan tempat pertemuan, penamatan, hingga kunjungan tamu dari group ibadah," tandasnya.

Sarlota berharap pemerintah juga turut mendukung pengembangan kawasan wisata ini. Agar dapat mendongkrak perekonomian warga setempat.

"Kami berharap, pemerintah memberikan dukungan dengan membangun infrastruktur salah satunya perbaikan fasilitas jalan,"harapnya.

Untuk memberi kenyamanan kepada pengunjung, kawasan wisata ini dilengkapi dengan sejumlah toilet, aula, warung makan, serta villa dengan bentuk unik. Warga yang ingin merelaksasi diri dengan menikmati keindahan alam di tempat ini, hanya perlu merogoh kocek Rp 5.000 untuk biaya masuk, serta Rp 250.000 per malam bagi pengunjung yang ingin menginap.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Merayakan Kebersamaan di Pinggir Pantai Maluku yang Indah "
[Gambas:Video 20detik]
(alk/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads