.webp)
Gunung Bulubaria yang memiliki ketinggian 2.730 meter dari permukaan laut (MDPL) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki keindahan yang seolah dilupakan selama ini. Setelah jalur menuju puncaknya resmi dibuka, gunung itu kini menjadi sasaran para pendaki.
Gunung Bulubaria berada di Desa Manimbahoi, Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Dari Kota Makassar, harus menempuh perjalanan kurang lebih dua jam dengan jarak sekitar 60 kilometer untuk sampai ke basecamp atau pos registrasi.
 Foto: Kawasan puncak Gunung Bulubaria di Gowa, Sulsel. (Isman/detikcom) |
Jalur pendakian Bulubaria sudah dibuka pada September 2021 lalu. Namun secara resmi dibuka untuk umum sejak 11 Oktober 2021. Trianggulasi di puncak gunung ini juga baru dibangun dua hari setelahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Posisi gunung Bulubaria berada di antara Gunung Lompobattang dan Bawakaraeng. Bulubaria masuk dalam kawasan pegunungan Lompobattang yang ketinggiannya mencapai 2.874 MDPL. Sementara Bawakaraeng berada di ketinggian 2.830 MDPL.
Bulubaria sebelumnya memang kurang diminati. Penikmat ketinggian lebih candu menikmati puncak Lompobattang dan Bawakaraeng. Sehingga seolah lupa jika ada puncak lain di antaranya yang tak kalah menakjubkan.
Dari sinilah banyak orang-orang yang menyebut gunung Bulubaria sebagai gunung yang terlupakan. Belum banyak yang menjatuhkan pilihan untuk menikmati jalur pendakian ini.
Puncak Bulubaria akan menyuguhkan pemandangan yang teramat indah jika cuaca sedang baik. Berada di sana dengan menyaksikan sunrise, lautan awan, hingga menantikan matahari tumbang, akan menimbun lelah perjalanan selama berjam-jam.
Selama perjalanan, kawasan hutan yang masih asri juga membuat pandangan mata lebih tenang. Ada hutan lumut, pohon berduri, hingga jalur yang masih cukup rapat.
Pendaki akan melewati 10 pos untuk sampai ke puncak Bulubaria. Durasi perjalanan sekitar tujuh jam menuju lokasi camping terkahir.
Dari 10 pos, hanya ada dua pos yang bisa digunakan sebagai lokasi camping. Yaitu di pos dua dan pos delapan. Kedua pos ini pun menjadi satu-satunya jalur yang memiliki sumber air.
Sebelum memulai perjalanan, para pendaki harus mendaftar melalui pos registrasi. Di pos registrasi tersebut, barang bawaan yang menimbulkan sampah dan kelengkapan alat pendakian diperiksa.
(nvl/nvl)
