Anggota DPRD Bone Andi Unru Sebut Rakyat Budak Politik di Depan Pendemo

Anggota DPRD Bone Andi Unru Sebut Rakyat Budak Politik di Depan Pendemo

Agung Pramono - detikSulsel
Selasa, 11 Feb 2025 14:02 WIB
Anggota Komisi II DPRD Bone Andi Unru saat menerima pendemo di Kantor DPRD Bone.
Foto: Anggota Komisi II DPRD Bone Andi Unru saat menerima pendemo di Kantor DPRD Bone. (Dok. istimewa)
Bone -

Anggota DPRD Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Unru menyebut rakyat sebagai budak politik saat menerima massa aksi di kantornya. Dia juga menyebut aksi demonstrasi yang ia terima sebagai aksi bayaran.

Legislator Partai Gerindra itu mengutarakan hal tersebut saat menerima pendemo dari Aliansi Mahasiswa Bone di Kantor DPRD Bone pada Senin (10/2) sekitar pukul 13.30 Wita. Aliansi Mahasiswa Bone menyampaikan aspirasi terkait dugaan pungutan liar (pungli) di objek wisata Tanjung Pallette.

"Betul, di depan kami langsung bilang rakyat jadi budak politik. Makanya kami tidak terima dan merasa kami diprovokasi," ujar Koordinator Lapangan (Korlap) Aliansi Mahasiswa Bone Angga Prayuda kepada detikSulsel, Selasa (11/2/225).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angga mengatakan, mereka awalnya melakukan aksi di depan Ruang Paripurna DPRD Bone. Kemudian meminta Ketua DPRD Andi Tenri Walinonong untuk menemui pendemo.

"Awal mulanya ketika kami bertanya kepada Ibu Ketua, kenapa hanya duduk menunggu di ruangan. Kenapa beliau tidak mau menyambut kami secara langsung sebagai pembawa aspirasi masyarakat," katanya.

ADVERTISEMENT

Andi Tenri dan Andi Unru kemudian keluar dan menemui peserta aksi. Seketika Andi Unru berkata jika rakyat saat ini menjadi budak politik.

"Tuduhan yang mengarah kepada kami terkait aksi kami yang dibayar jelas sangat tidak mendasar. Itu tidak benar, kami tidak dibayar atau pun ditunggangi oleh siapa pun," tegasnya.

Angga meminta kepada Ketua DPRD Bone Andi Tenri untuk mengkaji pelanggaran dalam statemen yang dilontarkan Andi Unru. Menurutnya, hal ini mencederai lembaga pemerintahan dan melukai hati masyarakat.

"Jelas ini mencederai lembaga pemerintahan yang beliau jabat saat ini serta mengkhianati amanah yang diberikan rakyat, dan tentu saja melukai perasaan kami sebagai pembawa aspirasi rakyat," sambung Angga.

Sementara itu, Andi Unru mengakui menyampaikan hal itu saat aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa terkait dugaan pungli di Dinas Pariwisata. Menurutnya saat itu para pendemo mendesak untuk masuk ke ruang paripurna.

"Kemarin ada adik-adik mahasiswa datang, dia minta komisi IV untuk RDPU. Kami siapkan di ruang aspirasi, kemudian dibawa ke Ruang Banggar, namun mendesak ke ruang paripurna, makanya saya sampaikan tolong kita sama-sama melepaskan rakyat ini dari perbudakan politik," ucapnya.

Dalam video beredar berdurasi 1 menit, Andi Unru ditemani Ketua DPRD Bone Andi Tenri Walinonong dan Ketua Komisi 1 DPRD Bone Rismono Sarlim menemui pendemo di depan Ruang Rapat Paripurna. Saat itu Andi Unru menyebut rakyat sebagai budak politik.

"Kami ini wakil rakyat, kami pahami wakil rakyat cuman rakyat sekarang menjadi budak politik. Karena rakyat selalu dibayar," sebut Andi Unru dalam video beredar.

Ucapan dari Andi Unru sontak membuat para pendemo emosi. Bahkan tidak terima perkataan itu, apalagi disebut gerakan dibayar.




(ata/nvl)

Hide Ads