Penyuluh Pertanian Bone Diduga Pungli Rp 3 Juta Bantuan Traktor untuk Petani

Penyuluh Pertanian Bone Diduga Pungli Rp 3 Juta Bantuan Traktor untuk Petani

Agung Pramono - detikSulsel
Selasa, 12 Nov 2024 11:36 WIB
Peserta memacu kecepatan saat mengikuti lomba balap traktor di Karangduren, Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (7/9/2024). Lomba balap traktor 2024 yang diikuti 32 peserta dari berbagai daerah itu bertujuan untuk menumbuhkan daya minat anak muda dalam bertani dengan memanfaatkan teknologi alat pertanian. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/tom.
Foto: Ilustrasi traktor. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Bone -

Penyuluh pertanian di Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga melakukan pungutan liar (pungli) Rp 3 juta bantuan alat sistem pertanian (alsintan) berupa hand tractor atau traktor tangan. Kelompok tani diduga harus menyetor nominal uang tersebut agar bisa mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) tersebut.

"Betul, itu saya disuruh membayar Rp 3 juta ke Pak Risal (Penyuluh Pertanian Kecamatan Ajangale) untuk dapat itu bantuan traktor. Tapi itu bantuan dikasihkan lagi ke kelompok lain," ujar seorang anggota kelompok tani berinisial KN kepada detikSulsel, Selasa (12/11/2024).

KN mengatakan, bantuan traktor tersebut diusulkan oleh Kelompok Tani Cahaya Pollawareng di Desa Timurung, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone. Uang tersebut diberikan secara tunai kepada Risal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya yang usulkan itu bantuan traktor, saya yang berfoto, saya yang bertanda tangan untuk itu bantuan. Kemudian saya juga yang membayar Rp 3 juta ke Pak Risal," katanya.

"Memang dia (Risal) tidak minta, tapi saya dipanggil di samping gudang untuk dimintaki uang sebelum diberikan bantuan. Na tanya ka Pak Risal ada uang mu bawa, saya bilang berapa? Saya cuman bawa 1 juta, dia bilang lagi Pak Risal kenapa hanya itu, na Rp 4 juta itu. Tapi tidak lama dia bilang itu mi saja Rp 3 juta, jadi saya kasih mi Rp 3 juta," sambung KN.

ADVERTISEMENT

Setelah memberikan uang tersebut, dia diminta untuk masuk melihat bantuan traktor tersebut. Namun, bantuan itu tidak langsung diambil sebab harus melalui persetujuan kepala desa (kades) Timurung.

"Pas sudah saya kasih itu uang cash, baru saya na suruh masuk lihat itu traktor. Di situ saya disuruh untuk bicara lagi bu desa, dan bantuan itu diambil sama Bu Desa Timurung," bebernya.

KN sangat kecewa atas bantuan yang diurusnya namun bukan dirinya yang menerima. Dia mengaku uang Rp 3 juta yang diambil sebelumnya oleh penyuluh pertanian langsung dikembalikan setelah masalah ini viral.

"Saya ambil itu bantuan traktor, tapi bukan saya juga ambil ki, karena diambil sama Ibu Desa Timurung. Makanya saya kecewa karena Ibu Desa yang ambil, kenapa bukan dari awal saya ditanya kalau kelompok taniku hanya dipakai untuk urus bantuan. Baru Bu Desa na serahkan itu bantuan ke kelompok orang lain atas nama Pak Taju, dan itu uang yang Rp 3 juta na kasih kembali setelah ini masalah viral," ungkapnya.

Sementara itu, Plt Ketua Penyuluh Pertanian Kecamatan Ajangale, Risal membantah melakukan pungli. Dia berdalih memang ada uang yang diberikan dari kelompok tani tetapi untuk syukuran.

"Tidak ada itu (bayar Rp 3 juta). Memang ada uang diberikan hanya untuk syukuran di kantor desa," singkat Risal.




(sar/ata)

Hide Ads