Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) memastikan cakupan Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) akan terus diperluas. Pemprov berkomitmen program ini bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat khususnya di wilayah terpencil di kepulauan.
"Untuk perencanaan program PKB akan terus diperluas agar semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaatnya," tegas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel dr Evi Mustikawati Arifin kepada detikSulsel, Kamis (27/11/2025).
Evi menjelaskan, PKB menjadi program prioritas Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. Selain memperluas lokus pelaksanaannya, pihaknya juga akan memperkuat sistem pencatatan dan pelaporan di lapangan, serta memperluas cakupan layanan, termasuk kesehatan jiwa, gizi, dan penyakit tidak menular.
"Selain itu, kerja sama dengan pemerintah daerah dan pihak swasta akan terus ditingkatkan agar bisa berjalan secara berkesinambungan," tuturnya.
Dia menilai, pelaksanaan PKB di daerah terpencil terbukti menjadi upaya strategis dalam meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan bagi masyarakat yang sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatan tetap. Program ini mampu memberikan manfaat langsung yang signifikan bagi masyarakat sasaran melalui kegiatan pemeriksaan kesehatan, penyuluhan, imunisasi, serta deteksi dini penyakit,
"Kehadiran tenaga kesehatan di lapangan tidak hanya memenuhi kebutuhan layanan kuratif, tetapi juga memperkuat pemahaman masyarakat mengenai perilaku hidup sehat, pentingnya pencegahan penyakit, serta kesadaran untuk memanfaatkan layanan kesehatan secara berkelanjutan," ujar Evi.
Selain itu, koordinasi dengan pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan puskesmas induk turut mendukung kelancaran kegiatan serta menciptakan kolaborasi yang berkesinambungan. Dia melanjutkan, PKB berperan penting dalam menjembatani kesenjangan akses layanan kesehatan, khususnya di daerah yang memiliki keterbatasan geografis dan infrastruktur.
"Diharapkan kegiatan ini dapat terus dilaksanakan secara rutin dan ditingkatkan melalui dukungan sumber daya yang lebih optimal, sehingga derajat kesehatan masyarakat di wilayah terpencil dapat terus meningkat," paparnya.
"Harapan besar kami adalah agar program PKB dapat menjadi solusi nyata dalam mewujudkan pemerataan layanan kesehatan di seluruh pelosok negeri. Kami ingin setiap warga, tanpa memandang lokasi tempat tinggalnya, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan layanan kesehatan yang layak," imbuhnya.
Di sisi lain, Evi menyadari masih ada tantangan dalam pelaksanaan PKB khususnya yang berkaitan dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat beragam, mulai dari daerah pegunungan hingga pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau. Faktor cuaca dan infrastruktur juga menjadi kendala dalam mobilitas tim.
Namun demikian, dengan koordinasi yang baik, dukungan teknologi, serta kerja sama lintas sektor, setiap tantangan tersebut dapat diatasi secara bertahap. Tenaga medis yang ditugaskan dalam program ini juga tetap diakomodir.
"Kekurangan Tenaga Dokter spesialis yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan Bergerak, di mana jumlah dokter spesialis yang disiapkan rumah sakit pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan jumlahnya sangat terbatas," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, animo masyarakat terhadap program PKB sangat tinggi sejak diluncurkan Juli 2025 lalu. Program PKB ini tercatat sudah melayani 3.979 warga dari pulau terpencil di Kabupaten Pangkep dan Selayar.
Data tersebut berdasarkan laporan dari 7 puskesmas di Pangkep dan Selayar yang menjadi lokus pelaksanaan PKB hingga November 2025. Dari total tersebut, tiga di antaranya berada di Selayar, yakni: Puskesmas Pulau Benteng Jampea 757 pasien; Puskesmas Pulau Ujung Jampea 638 pasien; dan Puskesmas Pulau Pasilambena 423 pasien.
Selain itu ada empat puskesmas berlokasi di Pangkep. Adapun sebarannya, yaitu: Puskesmas Pulau Sabutung 733 pasien; Puskesmas Pulau Liukang Tupabiring 521 pasien; Puskesmas Pulau Sarappo 379 pasien; Puskesmas Pulau Liukang Tangayya 528 pasien.
Simak Video "Video: Prabowo Siap Gelontorkan Dana, Bangun RS Canggih di Tiap Kabupaten"
(sar/ata)