Dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Sinjai Ke-459 Pemerintah Kabupaten Sinjai melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Gendrang menggelar lomba gendrang tradisional. Lomba ini dilangsungkan di Lapangan Sinjai Bersatu atau panggung hiburan arena Pekan Budaya dan Sinjai Expo, Jum'at (24/2) malam.
Diketahui gendrang yang dalam bahasa Indonesia disebut gendang adalah salah satu alat musik tradisional suku bugis Makassar yang masih dapat bertahan dan didengarkan sampai saat ini.
Pegawai Disparbud Sinjai, Nur Syamsu mengatakan melalui lomba ini pihaknya ingin menggali kembali nilai-nilai tradisional yang ada di masyarakat. Ia juga menambahkan gendrang tradisional di Kabupaten Sinjai memiliki beberapa aliran, seperti Gendrang Botting, Gendrang Suku Bajo dari Pulau Sembilan, Gendrang Sanro dari Karampuang Kecamatan Bulupoddo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ingin menggali kembali nilai-nilai tradisional yang ada di masyarakat yang selama ini kurang dimunculkan. Mudah-mudahan ini bisa menjadi momen untuk memperkenalkan kekayaan budaya kita kepada masyarakat khususnya kalangan milenial," harap Nur Syamsu dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/12/2023).
Selain itu, alat musik gendrang ini terbuat dari bahan dasar kayu nangka atau kayu cempaka. Kayu yang dipilih untuk membuat gendrang tersebut dilubangi di bagian dalamnya, dan dihaluskan agar diperoleh bunyi yang jernih.
Sebagai informasi, selain berfungsi sebagai alat pengiring tarian tradisional, gendrang juga menjadi penanda diadakannya upacara tradisional. Di antaranya upacara pernikahan adat di Sulsel. Dentuman-dentuman nada dari alat musik ini juga terbukti masih dapat menarik minat masyarakat modern dan dinikmati berbagai kalangan.
(prf/ega)