Universitas Hasanuddin (Unhas) sukses melakukan uji bergerak di darat terhadap pesawat ultralight buatan Haerul, seorang montir lulusan SD di Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Selanjutnya Unhas segera melakukan uji terbang terhadap pesawat tersebut namun masih menunggu alat navigasi dari Singapura.
"Kita sekarang menunggu instrumen datang dari Singapura untuk navigasinya (sebelum uji terbang)," ungkap Ketua Tim Pendampingan Pesawat Haerul (PPH) Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Nasaruddin Salam kepada wartawan, Sabtu (23/4/2022).
Prof Nasaruddin menuturkan timnya terus mengembangkan pesawat ini. Meskipun sudah berubah dari model awal namun pihaknya terus berkoordinasi dengan Haerul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau instrumen navigasi sudah terpasang, kita akan mohon Federasi Aerosport Indonesia (FASI), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Lanud TNI AU untuk melihat kelayakan pesawat ini terbang," jelasnya.
Bila sudah dianggap layak terbang, pesawat ini akan dibawa ke Pinrang. Rencananya akan diuji di landasan pacu Malimpung, Pinrang.
Hal ini dilakukan pihak Unhas untuk menghormati sang montir lulusan SD tersebut. Selainitu, pengembangan pesawat ini memang merupakan kerja sama dengan Pemkab Pinrang dan Haerul.
"Sehingga nanti pada saat uji coba terbang, akan dilihat lagi dievaluasi. Begitulah tidak mudah pesawat ini terbang. Nanti ujicobanya terbangnya 1 meter, 2 meter dan 10 meter dan seterusnya. Di situlah dikembangkan bila ada kelemahan," jelasnya.
![]() |
Untuk diketahui, pengembangan bodi dan sistem mekanisme pesawat merupakan hasil rancangan tim PPH Unhas. Sementara untuk mesin atau engine pesawat serta sistem instrumentasinya dibeli.
"Kalau yang (bagian) lainnya, kita buat semuanya sehingga itu menjadi sebuah keunggulan kita libatkan mahasiswa, dosen, dan mendapatkan ilmu, pengalaman, untuk pengembangan di masa datang," jelasnya.
Untuk uji bergerak darat hari ini, pihaknya mendatangkan pilot uji coba Ansory Gemmy. Prof Nasaruddin menuturkan Ansory berpengalaman sebagai pilot di Camming dengan jenis pesawat yang hampir sama.
"Di sana itu (Camming), pesawat ini untuk menyiram pupuk tebu dan hama. Sehingga kami mohon konsultan dan pengalaman beliau dan beliau juga pilot. Sehingga apa yang menjadi kelemahan pada pesawat ini dengan segera kita bisa kembangkan untuk aplikasi," tukasnya.
Seperti diketahui, pesawat buatan Haerul ini resmi diuji coba bergerak darat di Kampus Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas). Pesawat yang selama ini dikembangkan Unhas tersebut bisa melesat hingga 240 km/jam.
Pantauan detikSulsel di Kampus Fakultas Teknik Unhas di Jalan Malino, Kabupaten Gowa, Sabtu (23/4/2022), uji bergerak di darat dilakukan sekitar 40 menit. Uji coba dilakukan di trek lurus pada area kampus Fakultas Teknik Unhas.
Uji bergerak darat dilakukan di trek sepanjang 50 meter. Pesawat tampak bergerak mulus dan tak ada hambatan selama dua kali pengujian.
(tau/hmw)