Alasan Presiden UEFA Tak Akan Coret Israel

Alasan Presiden UEFA Tak Akan Coret Israel

Tim detikSport - detikSulsel
Sabtu, 04 Okt 2025 12:00 WIB
ROTTERDAM, NETHERLANDS - NOVEMBER 08:  UEFA President, Aleksander Ceferin speaks on stage during the UEFA Womens EURO 2017 Final Tournament Draw held at the Luxor Theater on November 8, 2016 in Rotterdam, Netherlands.  (Photo by Dean Mouhtaropoulos/Getty Images)
Foto: Dean Mouhtaropoulos/Getty Images
Makassar -

Presiden UEFA Aleksander Ceferin akhirnya buka suara terkait desakan agar mencoret Israel dari kompetisi sepakbola Internasional. Ceferin tidak akan mencoret Israel dengan alasan UEFA bersikap netral.

Dilansir dari detikSport, penegasan Ceferin itu dilaporkan media Israel, Y Net Global. UEFA disebut menekankan sikap netral.

Selain itu, Ceferin juga dilaporkan berkomunikasi dengan Presiden Asosiasi Sepakbola Israel, Moshe Zars. Dalam laporannya, ia menyebut keputusan mencoret Israel bahkan tidak dibahas di UEFA dan FIFA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ceferin juga membedakan kasus Israel ke Gaza dengan Rusia dan Ukraina. UEFA disebut tidak akan melakukan langkah serupa dengan mencoret Israel layaknya menghukum Rusia.

Diketahui, UEFA menuai sorotan karena bersikap diam atas genosida yang dilakukan Israel ke Gaza. Banyak tokoh pesepakbola mengecamnya.

ADVERTISEMENT

Timnas Spanyol Siap Mundur

Israel bahkan diboikot di berbagai ajang sepakbola termasuk Piala Dunia 2026. Timnas Spanyol dikabarkan siap mundur andai Israel lolos ke Piala Dunia 2026 tahun depan.

FIFA lebih dulu menanggapi isu memboikot Israel. Presiden Gianni Infantino menyebut pihaknya tidak bisa menyelesaikan masalah geopolitik, dalam konteks Israel dan Palestina.

"Di FIFA, kami berkomitmen menggunakan kekuatan sepakbola untuk menyatukan orang-orang di dunia yang terbelah," ujarnya dikutip France24.

"FIFA tak bisa menyelesaikan masalah-masalah geopolitik, tapi bisa dan harus mempromosikan sepakbola di seluruh dunia dengan nilai-nilai persatuan, edukasi, kultur, dan kemanusiaannya," imbuhnya dalam konteks Israel dan Gaza.




(hsr/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads