Malut United Ancam Pindah Homebase gegara Stadion Kie Raha Jadi Polemik

Malut United Ancam Pindah Homebase gegara Stadion Kie Raha Jadi Polemik

Raymond Latumahina - detikSulsel
Selasa, 19 Agu 2025 10:00 WIB
Stadion Gelora Kie Raha Markas Malut United FC.
Foto: Stadion Gelora Kie Raha Markas Malut United FC. (Raymond/detikcom)
Ternate -

Manajemen Malut United FC berencana untuk pindah dari Stadion Gelora Kie Raha (GKR) di Kota Ternate, Maluku Utara. Hal itu lantaran polemik yang terjadi terkait kepemilikan stadion tersebut.

Wakil Manajer Malut United Asghar Saleh mengatakan, manajemen sedang melakukan evaluasi terkait persoalan ini. Rencananya, klub berjuluk Laskar Kie Raha itu akan pindah ke Kota Ambon, Maluku.

"Manajemen lagi lakukan evaluasi, bisa jadi kami pindah ke Ambon. Sponsor tim juga saat ini dari Maluku," kata Asghar Saleh dalam keterangannya, Senin (18/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Asghar, polemik ini berawal saat PT Malut Maju Sejatera melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk merenovasi Stadion Gelora Kie Raha pada 2024 lalu. Stadion tersebut diklaim merupakan aset Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate.

"Kita lakukan renovasi karena GKR diklaim sebagai aset Pemkot Ternate, Kita berani keluarkan dana besar karena ada penjelasan Pemkot dan semua diatur dalam MoU," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Kendati demikian, saat itu stadion tersebut belum mengantongi sertifikat kepemilikan. Namun, manajemen Malut United tidak mempermasalahkan hal itu karena stadion adalah aset Pemkot Ternate.

"Soal belum adanya sertifikat kepemilikan, seharusnya jadi kewenangan Pemkot karena ini aset mereka," bebernya.

Asghar mengungkap, alasan manajemen berani mengucurkan dana besar untuk merenovasi stadion itu agar Malut United bisa bermain di Kota Ternate. Manajemen ingin, Malut United bisa bermain di hadapan publiknya sendiri.

"Tujuan kita renovasi adalah untuk bermain di Ternate. Kita ingin Malut United pulang ke rumahnya di Maluku Utara. Sejak awal kan tim ini dibentuk untuk membahagiakan warga yang butuh tontonan sepakbola. Biar Malut United jadi kebanggaan," ungkapnya.

Stadion Gelora Kie Raha sebelum direnovasi sangat tidak terurus. Dia menyayangkan, usai stadion ini direnovasi justru menjadi polemik terkait status kepemilikan.

"Mengapa setelah kami bangun, jadi bagus dan digunakan tiba-tiba jadi masalah?," keluhnya.

Manajemen sendiri menilai polemik Stadion Gelora Kie Raha ini sangat kuat dengan unsur politik. Manajemen Malut United pun tidak ingin campur tangan apabila masalah ini menyangkut politik.

"Kami tak ingin GKR jadi motif politik. Tak ada urusan kami dengan politik. Malut United hanya fokus mengurus sepakbola," tegasnya.

Dikatakan Asghar lebih lanjut, secara finansial manajemen klub dirugikan setelah mengeluarkan biaya besar demi merenovasi Stadion Gelora Kie Raha. Namun, manajemen Malut United tidak mempermasalahkan hal tersebut.

"Kita sangat rugi kalau berhitung finansial. Tak ada keuntungan apapun sejak Gelora selesai direnovasi. Main di Ternate juga butuh biaya yang sangat besar. Tapi kita memilih bermain disini karena ingin daerah ini punya kebanggaan bersama," sambungnya.

Akibat polemik yang terjadi, manajemen berencana untuk mencari stadion baru di luar Maluku Utara. Sebab, Malut United dianggap tidak mendapat dukungan usai polemik stadion ini terjadi.

"Soal biaya renovasi yang mencapai puluhan miliar biarlah jadi kerugian kami. Kami pindah karena merasa tak ada dukungan dari pemerintah maupun masyarakat," pungkasnya.




(hsr/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads