Gelandang Manchester City Kevin de Bruyne percaya diri menghadapi Inter Milan di final Liga Champions. De Bruyne menganggap Inter Milan memiliki taktik yang sama dengan tim papan bawah Liga Inggris.
Manchester City Vs Inter Milan akan memperebutkan trofi Si Kuping Besar di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, Turki, Minggu (11/6). Kickoff dimulai pukul 03.00 Wita.
"Jujur, dalam lima-enam tahun terakhir aku main di Premier League, banyak tim-tim bawah yang main dengan lima (bek)," kata De Bruyne dilansir detikSport yang mengutip talkSport.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
De Bruyne menganggap Inter Milan sering menggunakan formasi 5-4-1 yang umumnya digunakan tim-tim papan bawah Liga Inggris. Namun bedanya, Inter Milan disebut De Bruyne menggunakan dua striker.
"Mungkin lebih seperti formasi 5-4-1, tapi mereka (Inter) melakukannya dengan dua striker, yang membuat mereka sedikit berbeda dibandingkan dengan yang biasa kami hadapi. Menurutku, keuntungan yang dimiliki Inter dalam hal tersebut dibandingkan di Inggris adalah mereka senantiasa memainkannya," jelas pemain Timnas Belgia tersebut.
Diketahui, Man City memang beberapa kali kesulitan menghadapi lawan dengan tiga atau lima bek. Rentetan 25 kemenangan De Bruyne cs sebelum ini dikandaskan Brentford, yang pakai formasi lima bek, di pekan terakhir Premier League.
Kekalahan City sebelum itu adalah di bulan Februari ketika menghadapi Tottenham Hotspur yang mengusung tiga bek. Situasi tersebut pun dikhawatirkan De Bruyne ketika menghadapi Inter Milan.
"Tentu saja laga ini akan sulit, mereka tahu persis harus melakukan apa, mereka tahu sistemnya luar dalam, peran para pemainnya, dan mereka amat piawai dalam melakukannya," tutur De Bruyne.
Inter Milan sendiri, di bawah arahan Simone Inzaghi selaku allenatore, saat ini rutin memainkan gaya tiga bek. FBref.com menyebut, formasi itu dipakai Nerazzurri di seluruh 56 pertandingannya pada musim ini.
Salah satu ciri Inter-nya Inzaghi adalah dua striker tengah yang main bersamaan. Biasanya ini dilakoni oleh Edin Dzeko dan Lautaro Martinez.
Keduanya disokong oleh para pemain yang tampil dinamis dalam memberikan pressing ke lawan, sekaligus terus mencari celah transisi permainan vertikal dengan cepat.
Lewat gaya main tersebut Inter Milan menjadi salah satu tim Eropa dengan daya dobrak yang amat diwaspadai lawan. Taktik itu juga sudah membawa Inzaghi mengantar Inter juara Coppa Italia dan Piala Super Italia.
(ata/hmw)