Nasib PSM Makassar di kompetisi Asia (AFC) musim depan masih belum jelas meski sudah memastikan gelar juara Liga 1. Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB), Munafri Arifuddin mengaku masih menunggu potensi sanksi FIFA buntut pembatalan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Kita belum tahu apa ada sanksi itu. Sehingga kita belum mengetahui seperti apa bentuknya, tapi kalau ada sanksi tentu akan berdampak ke sepakbola Indonesia," kata Munafri Arifuddin, Sabtu (1/4/2023).
Pria yang akrab siapa Appi itu mengaku belum bisa membayangkan seperti apa nasib sepakbola Indonesia buntut batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Kendati demikian, Appi hanya bisa berharap agar klub yang bermain di kasta domestik tidak ikut terdampak ke level Asia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terutama bagi PSM yang mendapatkan tiket ke babak playoff AFC Champions League musim depan.
"Seperti apa kita belum tau seperti apa sanksinya. Tetapi kita berharap mudah-mudahan tidak ada sanksi yang diberikan," jelasnya.
Diketahui, FIFA tidak hanya mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, tetapi terancam sanksi lainnya. Situasi ini turut membuat PSM Makassar merasa cemas, sebab sanksi tambahan bisa berimbas pada kesempatan Juku Eja bermain di kompetisi Asia (AFC) musim depan.
Ketum PSSI Erick Thohir mengatakan FIFA akan mengevaluasi batalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Saat ini, ia hanya bisa berharap agar FIFA tidak memberi sanksi berat untuk Indonesia.
"Ada sanksi ringan, ada sanksi berat," kata Erick Thohir dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta seperti dilansir dari detikSport, Jumat (31/3).
Indonesia dibayangi potensi sanksi oleh FIFA karena dinilai gagal menjamin kelancaran, baik itu keamanan dan kenyamanan jelang dimulainya Piala Dunia U-20 pada 20 Mei hingga 11 Juni nanti.
Erick Thohir mengaku akan bertemu kembali bertemu dengan FIFA agar Indonesia terhindar dari sanksi berat di dunia sepakbola.
"Saya menunggu undangan kembali dari FIFA setelah FIFA Council meeting beberapa hari ke depan. Saya siap kembali bertemu FIFA," jelas Erick Thohir.
Sanksi ringan, lanjut Erick Thohir adalah perihal administrasi dan denda. Kalau sanksi berat siap-siap dikucilkan FIFA dan sepakbola dunia, walaupun orang nomor satu di PSSI itu juga menegaskan harapan bahwa Indonesia tidak akan mendapat sanksi tersebut.
"Sanksi terberat, kita tidak bisa ikut kompetisi secara maksimal di seluruh dunia sebagai timnas ataupun sebagai klub. Itu juga kemunduran buat sepakbola Indonesia," paparnya.
Isi Surat FIFA
"Menyusul pertemuan antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden PSSI Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, mengingat situasi saat ini, untuk membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2023. Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal turnamen tidak berubah. Potensi sanksi untuk PSSI kemungkinan juga akan diputuskan di kemudian hari."
"FIFA ingin menggarisbawahi bahwa meski keputusan ini diambil, FIFA tetap berkomitmen untuk tetap aktif mendampingi PSSI, dalam kerja sama dan dengan dukungan pemerintahan Presiden Widodo, dalam proses transformasi sepakbola Indonesia menyusul tragedi yang terjadi pada Oktober 2022. Anggota tim FIFA akan terus berada di Indonesia dalam beberapa bulan ke depan dan akan memberi pendampingan ke PSSI, di bawah kepemimpinan Presiden Thohir."
(ata/hmw)