Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares masih saja mengeluhkan kinerja wasit meski timnya meraih kemenangan atas PSIS Semarang dalam lanjutan Liga 1 2022/2023. Bernardo mengumbar terdapat 4 kesalahan wasit saat PSM tumbangkan Laskar Mahesa Jenar.
Pertandingan antara PSM Makassar melawan PSIS Semarang berlangsung di Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarya, Senin (19/12/2022). Juku Eja berhasil meraih kemenangan melalui dua gol Kenzo Nambu di menit ke 6' dan 90+1.
"Saya bangga terhadap pemain-pemain saya, mereka bekerja keras dan luar biasa. Malam hari ini kita seperti melawan dua tim hari ini, namun kita bisa membekukan peluang dan saya tidak mengerti tapi saya hanya highlight saja dari kesalahan-kesalahan besar yang dilakukan wasit di lapangan saya akan sebutkan ini," Kata Bernardo Tavares dalam sesi konferensi pers usai laga, Senin (19/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putusan pertama, Bernardo tidak paham perihal beberapa keputusan wasit Dwi Susilo yang tidak memberikan pelanggaran saat Everton didorong oleh Taufik Hidayat. Menurutnya, hal tersebut seharusnya berbuah pelanggaran dan kartu kuning.
"Saya tidak mengerti kenapa 5 (wasit) dari mereka tidak melihat hal-hal ini. Saya tidak mengerti juga di menit 44 nomor 62 mendorong pemain kita Everton di dekat kotak (penalti) bahkan wasit pun tidak memberikan pelanggaran sama sekali dan ini paling tidak adalah pelanggaran yang berbuah kartu kuning," paparnya.
Tak hanya insiden tersebut, pelatih asal Portugal ini juga mengumbarkan keputusan wasit yang dinilai tidak masuk akal. Kembali dilakukan Taufik Hidayat yang dinilai melakukan aksi menendang bola namun cara berbahaya kepada pemain PSM Safrudin Tahar.
"Menit 75 nomor 62 lagi-lagi menendang dengan cara berbahaya kepada pemain kita Tahar. Ini meskipun tidak diberikan kartu, paling tidak 3 pelanggaran di menit 66 menendang dari belakang dan tidak berbuah kartu. Peraturan apa yang mereka coba terapkan sepak bola kita di sini sangat sulit dipercaya," paparnya.
Tak hanya itu, Bernardo juga mempertanyakan aturan yang digunakan wasit saat tidak memberikan pelanggaran kepada pemain PSIS Alie Sesay yang melakukan aksi lompat dengan menaruh kedua tangannya di pundak pemain PSM saat ingin lompat.
"Nomor 4 selalu menarik baju daripada pemain kita saat kita melakukan serangan coba perhatikan coba tonton pertandingannya dan melompat dengan menggunakan kedua tangannya di bahu dari pemain kita. Saya tidak mengerti aturan apa yang sedang mereka terapkan disini," ugkapnya.
Tak sampai di situ, insiden saat dirinya ingin melakukan rotasi di menit akhir pertandingan juga tak luput dari sorotan pelatih PSM. Menurutnya, wasit seakan menghiraukan pergantian yang ingin dilakukannya.
"Menjelang akhir pertandingan juga kita melakukan pergantian dan saya sudah kirim pemain saya ke tengah untuk memang diganti. Dan wasit tidak mengganti mereka dan saya memberikan signal kepada penjaga gawang saya untuk membuang bola agar pertandingan terhenti, tapi wasit seakan tidak mau melihat atau bahkan tidak mau melihat padahal kita kekurangan pemain di situ," beber Bernardo.
Situasi tersebut membuat pelatih berlisensi UEFA Pro ini kecewa dengan kinerja 5 pengadil lapangan yang bertugas dalam pertandingan tersebut. Menurutnya, wasit seakan-akan tidak menjalankan aturan yang berlaku dengan baik. Padahal, atmosfer sepak bola Indonesia cukup bagus.
"Saya sangat kecewa sekali padahal sepak bola Indonesia mempunyai suporter yang luar biasa atmosfer yang luar biasa tolong jelaskan sama saya aturan mana sih yang diterapkan lima wasit dalam pertandingan ini dan mereka seakan tidak menghargai aturan-aturan itu," jelasnya.
"Paling tidak seperti kita mendapatkan kartu kuning sangat muda dan mereka (tim lawan) berkali-kali melakukan pelanggaran berat baru nanti pelanggaran kelima atau beberapa kali baru dihadiahi kartu," sambungnya.
Bernardo Tavares pun meminta, agar pengadil lapangan lebih respek kepada kedua tim yang bertanding dan menghargai kerja keras pemain di lapangan.
"Jadi tolong respek untuk kedua tim terapkan aturan yang sama kepada kedua tim kita bekerja sama-sama dan kita respek terhadap perangkat-perangkat official," pungkasnya.
(afs/ata)