Trik Bernardo Sulap PSM Jadi Tim Paling Sedikit Pelanggaran di Liga 1

PSM Makassar

Trik Bernardo Sulap PSM Jadi Tim Paling Sedikit Pelanggaran di Liga 1

Alfiandis - detikSulsel
Selasa, 15 Nov 2022 20:43 WIB
Rans Nusantara FC 1-2 PSM Makassar di Liga 1
Foto: Dok. PSM Makassar/Adhiaksa Mursalim
Makassar -

PSM Makassar menjadi salah satu tim dengan jumlah pelanggaran paling sedikit di tengah kompetisi Liga 1 2022/2023 yang berjalan keras. Pelatih Juku Eja Bernardo Tavares membeberkan triknya sampai-sampai timnya sedikit melakukan pelanggaran.

"Paling penting bagi kita adalah pada saat kita tidak bisa melakukan pressing langsung saya meminta kepada anak-anak untuk langsung turun ke posisi masing-masing," kata Bernardo di sela latihan PSM di Lapangan Syekh Yusuf, Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (15/11/2022).

Dari 10 laga yang telah dilakoni, PSM menjadi tim kedua dengan melakukan 114 pelanggaran, atau masih lebih banyak dari Rans Nusantara FC yang hanya mencatat 101 pelanggaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, klub yang paling banyak melakukan pelanggaran adalah PSIS Semarang dengan 182 fouls. Disusul Bali United 172 pelanggaran dan Persib Bandung yang melanggar 163 kali.

Pelatih asal Portugal ini kemudian menjelaskan, skema mid block atau memutus aliran bola di lini tengah pertahanan menjadi salah satu kunci sukses mengapa timnya menjadi yang paling sedikit melakukan pelanggaran.

ADVERTISEMENT

"Ada yang kita namai mid block itu harus kita setujui sama-sama pada saat kita kembali dan mengkoordinasikan dalam mid block ini, dan kita melakukannya dengan baik," papar Bernardo.

Bernardo pun menegaskan tidak semua skema serangan yang diterapkan tim lawan dapat dihentikan dengan melakukan pelanggaran. Sehingga, dirinya lebih memilih taktik transisi posisi mid block dibandingkan menerapkan permainan keras.

"Kadang-kadang kita tidak perlu membuat pelanggaran untuk merusak serangan lawan," jelasnya

"Jadi transisi bertahan itu sangat penting mereka harus cepat kembali ke posisi mid block mereka," sambung Bernardo.

Kendati demikian, pelatih berlisensi UEFA pro ini menilai jumlah tersebut masih tinggi sehingga perlu dikurangi. Namun tergantung dengan keputusan pengadil lapangan yang dinilai keputusannya terkadang tidak tepat.

"Harus turun lagi, karena kadang-kadang wasit bilang foul tapi kalian lihat itu adalah duel-duel biasa yang terjadi dalam sepak bola, bukan foul," pungkasnya.




(afs/ata)

Hide Ads