Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares meminta agar kompetisi Liga 1 menggunakan video assistant referee (VAR). Bernardo yakin dengan VAR polemik yang terjadi di sepak bola Indonesia dapat diselesaikan.
"Untuk kebaikan sepak bola Indonesia pada saat Liga di jalankan nanti mereka (pemangku kebijakan) serius membicarakan tentang VAR," kata Bernardo Tavares, Jumat (11/11/2022).
Pelatih asal Portugal itu menegaskan, jika VAR belum digunakan maka polemik di sepak bola Indonesia belum bisa dihilangkan. Ia mengaku belum yakin dengan kualitas wasit yang ada di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang saya tidak berani memainkan garis pertahanan agak tinggi. Tentu wasit tak angkat bendera untuk offside. Keputusan itu kecil tapi sangat berpengaruh dalam game," sebutnya.
Menurut Bernardo, penerapan VAR di Liga 1 akan membuat pertandingan berjalan lebih menghibur. Ia yakin dengan VAR kesalahan wasit dalam mengambil keputusan dapat diminimalisir.
"Paling tidak ide itu (VAR) akan dijalankan nantinya terutama bagi saya seorang pelatih di sepak bola Indonesia akan berani memainkan garis pertahanan agak tinggi," paparnya.
Kendati demikian, pelatih asal Portugal itu menyebut, penggunaan VAR ada pada keseriusan federasi PSSI dan panitia pelaksana pertandingan nantinya.
"Ya pada saat ini para petinggi federasi sedang banyak meeting dan pertemuan membahas kelanjutan liga dan lain-lain," terangnya.
Bernardo Minta VAR Sejak Piala Presiden 2022
Bernardo sudah meminta VAR sejak melakoni laga perdana di Piala Presiden 2022. Saat itu PSM Makassar bertemu Arema FC di Grup D.
"Kita bisa lihat bahwa banyak kesalahan yang terjadi. Kalau misalnya Indonesia memiliki VAR akan bisa terlihat jelas di mana hal-hal yang perlu kita tingkatkan," kata Bernardo usai pertandingan, Sabtu (11/6).
Bernardo melontarkan kritikannya meski PSM Makassar saat itu menang 1-0 melawan Arema FC. Dia melihat masih banyak kesalahan yang dilakukan oleh wasit dalam mengambil keputusan.
"Misalnya pada saat tadi kita draw atau kalah, kalian akan bilang, ini pelatih terlalu banyak bicaranya. Tetapi tidak, ini kita bisa lihat bahwa banyak kesalahan yang terjadi," tegasnya.
Salah satu keputusan yang dinilai tidak tepat adalah ketika Everton Nascimento dinyatakan offside. Menurut Bernardo, strikernya jelas-jelas tidak offside.
"Saya tekankan sekali lagi bahwa dia (Everton Nascimento) melakukan lari dari garis pertahanan lawan. Pertahanan Arema," jelas Bernardo.
"Yah siapapun bisa berbuat kesalahan, pelatih bisa buat kesalahan, wasit bisa buat kesalahan. Tetapi kalau misalnya Indonesia memiliki VAR akan bisa terlihat jelas," paparnya.
(ata/alk)