Kesaksian Eks PSM Gas Air Mata Sudah Dipakai Polisi Sebelum Tragedi Kanjuruhan

Kesaksian Eks PSM Gas Air Mata Sudah Dipakai Polisi Sebelum Tragedi Kanjuruhan

Tim detikSulsel - detikSulsel
Jumat, 07 Okt 2022 05:00 WIB
Ferdinand Sinaga
Ferdinand Sinaga Foto: dok.PSM Makassar
Makassar -

Mantan pemain PSM Makassar Ferdinand Sinaga menjadi salah satu saksi hampir terjadinya aksi yang sama seperti Tragedi Kanjuruhan. Saat itu dirinya pernah melerai pihak kepolisian menembakkan gas air mata ke arah penonton sehingga kerusuhan dapat diurai.

Hal tersebut terjadi pada laga PSM Makassar Vs Bali United, Senin 6 November 2017. Pertandingan tersebut sangat penting buat PSM untuk menjadi juara Liga 1 2017 dengan menyisakan 2 laga lagi.

PSM yang butuh kemenangan untuk membuka peluang juara, harus pupus setelah Stefano Lilipaly mencetak gol di menit 90+5 untuk Bali United.

"Kan itu hari pertandingan sudah menit 90' lebih perpanjangan waktu pada saat kita lawan Bali (United), nah Bali menciptakan gol itu di menit 93' kalau tidak salah perpanjangan waktu," jelas Dirigen The Macz Man Andi Muhammad Faisal kepada detikSulsel, Kamis (6/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, di luar dari gol tersebut aksi selebrasi salah satu pemain Yabes Roni, diindikasikan membuat suporter melakukan aksi pelemparan kepada para pemain Serdadu Tridatu .

"Setelah Bali cetak gol mungkin selebrasi dari Yabes Rony terlalu berlebihan sampai-sampai memancing suporter yang berada di tribun VIP," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Ical sapaan akrabnya menuturkan, para pendukung setia Juku Eja yang belum menerima kekalahan tersebut mulai masuk ke dalam lapangan dan melakukan lemparan. Tak ayal, salah satu suporter yang melakukan pembakaran diakui Ical memicu aparat kepolisian melepaskan tembakan gas air mata.

"Awalnya yang pertama masuk lapangan itukan saya sendiri. Saya masuk kelapangan itu memeluk Marc Klok dan Hamka Hamzah terus bilang ayo lanjut berdiri kembali perjalanan masih ada kita belum kalah, tapikan di situ situasinya sudah tidak memungkinkan lagi sampai-sampai terjadi lemparan dari VIP," terangnya.

"Terpancing juga teman-teman yang berada di tribun timur sebelah kanan dari papan skor melempar dan membakar. Mungkin di situ aparat kepolisian atau petugas mau tembakkan gas air mata," sambung Ical.

Aksi tersebut dibalas polisi dengan mencoba melepaskan tembakan gas air mata ke arah tribun timur Stadion Mattoanging. Ferdinand Sinaga dan beberapa rekannya yang melihat langsung hal itu, berlari ke arah polisi menutup pistol gas air mata yang akan ditembakkan lagi dengan tangannya.

"Tapi Ferdinand Lansung hadang di situ sama Hendra Wijaya, Ardan Aras dan beberapa pemain PSM menghalangi dari pihak kepolisian itu bilang jangan tembakan gas air mata," tegasnya.

Terkait hal tersebut, Dirjen The Macz Man tersebut memuji aksi Ferdinand dan beberapa pemain lain yang langsung menghadang pihak kepolisian untuk menembakkan gas air mata. Pasalnya, jika penembakan tersebut benar terjadi akan berakibat fatal kepada suporter.

"Ferdinand kan menghalangi untuk melepaskan gas air mata, karena kita tau sendiri itukan gas air mata itu kan terasa pedis sekali, pasti kalau kita ditembak gas air mata pasti memancing keributan," terang Ical.

"Itu juga kan ada semacam kayak ibu-ibu masih ada anak kecil mungkin seperti itu tanggapan Ferdinand jangan melepaskan gas air mata di tribun itu, karena menghalang kepolisian," tutupnya.

Tanggapan Ferdinand Sinaga

Mengenang hal itu, Ferdinand mengaku refleks melakukannya. Itu dilakukannya atas bentuk kecintaannya dan respek kepada suporter yang setia mendukung PSM Makassar.

Ia pun turut prihatin atas apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Ratusan nyawa jadi korban jiwa akibat insiden tersebut.

"Yang sudah, sudahlah yang penting sekarang saya turut berduka cita tas tragedi Kanjuruhan semoga keluarga yang ditinggalkan bisa diberi kekuatan," kata Ferdinand saat berbincang dengan detikSulsel, Kamis (6/10).

Pemain yang kini memperkuat Persis Solo tersebut berharap Tragedi Kanjuruhan menjadi yang terakhir. Ia mengungkapkan insiden ini menjadi duka untuk sepak bola Indonesia.

"Teman-teman semuanya mudah-mudahan ini untuk yang terakhir kalinya. Jangan terjadi lagi lah karena ini memang duka yang mendalam untuk sepak bola Indonesia," paparnya.

"Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya untuk Tragedi Kanjuruhan saja. Semoga kejadian itu tidak terulang kembali," sambung Ferdinand.

Diketahui, tragedi Kanjuruhan menjadi sorotan insan sepak bola dunia. Insiden ini menewaskan 131 orang.




(afs/asm)

Hide Ads