Liga 1 Indonesia masih jauh dari kata sempurna untuk bisa dibanggakan bersaing dengan kompetisi negara lain. Masih banyak kekurangan yang perlu menjadi atensi federasi sepak bola Indonesia (PSSI).
Direktur Utama PSM Makassar, Munafri Arifuddin mengatakan, kualitas kompetisi yang baik secara otomatis akan mengangkat level klub yang berkompetisi di dalamnya. Ia pun memberi saran kepada PSSI agar serius meningkatkan kualitas Liga 1.
"Yang paling pertama dibenahi adalah sistem kompetisi yang berangkat dari infrastruktur yang ada. Contoh seperti wasit, kualifikasi wasit benar-benar harus dimaksimalkan," katanya kepada detikSulsel, Rabu (17/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui PSM Makassar menjadi satu-satunya klub Indonesia yang masih bersaing di AFC Cup. Klub berjuluk Juku Eja ini bahkan berpeluang mempersembahkan tiket Liga Champions Asia untuk jawara Liga 1 musim ini.
Kendati demikian, bersaing di level internasional membuat PSM Makassar kesulitan disebabkan standar kualitas wasit yang berbeda di Liga 1 dan AFC Cup. Menurutnya di AFC Cup, wasitnya tergolong tegas dalam mengambil keputusan.
"Jangan sampai standar yang kita pakai dengan standar yang dipakai AFC berbeda dalam penentuan punishment dan reward. Contoh kayak kartu kuning, kartu merah ini kan persoalan kecil. Tapi akan sangat-sangat memberikan dampak yang sangat besar pada saat kita tidak mendapatkan satu standar yang sama," bebernya.
PSM Makassar selangkah lagi bisa mempersembahkan tiket Liga Champions Asia, jika bisa mengalahkan Kuala Lumpur City FC pada babak final zona ASEAN AFC Cup 2022. Pertandingan kedua tim akan berlangsung di Stadion Kuala Lumpur, Rabu (24/8) mendatang.
Peluang tiket Liga Champions Asia terbuka lebar setelah FIFA membekukan federasi sepak bola India (AIFF). Hal tersebut membuat pemenang antara PSM dan Kuala Lumpur FC tidak perlu menghadapi ATK Mohun Bagan di babak semifinal Inter Zona.
Klub asal India tersebut otomatis akan terdiskualifikasi. Sehingga pemenang antara PSM dan Kuala Lumpur City FC langsung melangkah ke babak final Inter Zona. Lolos sampai di babak ini, membuat tiket lolos ke Liga Champions Asia terbuka untuk musim 2024.
"Kalau kita masuk di final zona berarti tiket Champions Asia sudah bisa didapatkan oleh juara Liga 1 untuk bisa langsung masuk ke penyisihan Champions Asia," terang Appi.
Simak selengkapnya Respons PSM Menyusul Keputusan FIFA Bekukan AIFF di halaman selanjutnya.
Respons PSM Menyusul Keputusan FIFA Bekukan AIFF
PSM Makassar merespons pembekuan federasi sepak bola India (AIFF) oleh FIFA. Hal ini secara tidak langsung menjadi keuntungan buat tim Juku Eja yang masih bertanding di AFC Cup 2022.
Sanksi FIFA tersebut turut berdampak pada kiprah klub asal India yang tengah berlaga di ajang internasional musim ini. Salah satunya, ATK Mohun Bagan yang sudah memastikan tempat di babak semifinal Inter Zona AFC Cup.
ATK Mohun Bagan tinggal menunggu lawan dari jawara zona ASEAN. Juara zona ASEAN akan ditentukan oleh pemenang antara Kuala Lumpur City FC vs PSM Makassar yang akan berlangsung di Stadion Kuala Lumpur, Rabu (24/8) mendatang.
"Ini kita akan coba lihat dulu, apakah itu benar (pembekuan FIFA) atau tidak. Tapi intinya, kalau pun itu benar, ini adalah kesempatan yang sangat baik yang bisa kita dapatkan," kata Appi saat dikonfirmasi detikSulsel, Selasa (16/8).
Sanksi FIFA untuk India membuat ATK Mohun Bagan otomatis akan tersingkir. Hal ini memberikan keuntungan bagi pemenang antara PSM Makassar dan Kuala Lumpur City FC.
Alhasil, jika PSM keluar sebagai jawara dari zona ASEAN, maka secara otomatis tidak perlu melakoni pertandingan di babak Semifinal Inter Zona AFC Cup 2022 melawan ATK Mohun Bagan pada Rabu (7/9) mendatang. PSM berpeluang lolos otomatis ke babak Final Inter Zona AFC Cup yang akan digelar Senin (5/10) mendatang.
"Tetapi kita tidak berpikir terlalu jauh dulu ke sana, yang harus kita pikir adalah bagaimana kita bisa melewati Kuala Lumpur di final zona ASEAN dulu," jelasnya.
Appi menjelaskan Kuala Lumpur FC juga bukan lawan yang enteng. Klub asal Malaysia tersebut lolos ke final zona ASEAN setelah mengalahkan Viettel FC lewat drama adu penalti.
"Semua kita ketahui bahwa Kuala Lumpur bukan tim yang buruk. Mereka juga mampu masuk ke final itu dengan mengalahkan tim yang jelas-jelas juara klub dari Vietnam," paparnya.
"Artinya apa? Mereka (Kuala Lumpur) punya kekuatan sepak bola yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Jadi menurut saya fokus kita adalah bagaimana menjuarai dulu zona ASEAN. Setelah itu kita akan berpikir seperti apa kita masuk dalam suasana yang dihadapi India," ujar Appi menambahkan.