Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares mengkritik kepemimpinan wasit Nusur Fadillah. Wasit asal DKI Jakarta itu dinilai banyak mengambil keputusan yang tidak tepat saat memimpin laga Arema FC Vs PSM Makassar.
Keputusan fatal yang diambil wasit Nusur adalah ketika menyatakan striker PSM Makassar Everton Nascimento offside. Padahal bomber asal Brasil itu berlari di belakang garis pertahanan Arema FC.
"Terkhusus kepada peluang yang dimana wasit menganulir peluang kita tersebut dengan menganggap bahwa penyerang kita melakukan lari yang offside. Ternyata pemain ini lari dari belakang pertahanan atau garis pertahanan lawan," kata Bernardo Tavares pada sesi wawancara usai pertandingan, Sabtu (11/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laga antara PSM Makassar melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (11/6) malam berakhir dengan skor 1-0. Gol PSM Makassar dicetak oleh Wiljan Pluim pada detik ke-32. Juku Eja sebetulnya berkesempatan menggandakan keunggulan andai Everton Nascimento tidak dinyatakan offside oleh wasit Nusur Fadillah.
"Dan saya tekankan sekali lagi bahwa dia (Everton)melakukan lari dari garis terakhir pertahanan lawan, pertahanan Arema," tegas Bernardo.
Wasit Nusur Fadillah juga dinilai melakukan keputusan kontroversial lainnya. Ia mengeluarkan kartu kuning kepada bek PSM Makassar, Safrudin Tahar pada menit ke-68. Safrudin diganjar kartu kuning bukan karena melanggar pemain Arema FC, tetapi karena melakukan protes kepada keputusan wasit yang memberi pelanggaran untuk Arema di area pertahanan PSM yang seharusnya tidak terjadi.
Wasit yang memiliki lisensi FIFA itu juga memberikan kartu kuning kepada Direkrut Utama PSM Makassar, Munafri Arifuddin karena melakukan protes keras. Pria yang akrab disapa Appi itu protes setelah melihat wasit hanya membiarkan Rizky Eka Pratama dilanggar keras oleh pemain bertahan Arema FC.
"Yah siapapun bisa berbuat kesalahan, pelatih bisa buat kesalahan, wasit bisa buat kesalahan. Kita menang pun, kita bisa lihat bahwa banyak kesalahan yang terjadi yang dilakukan," jelas Bernardo.
Pelatih 42 tahun itu berharap ke depan, pertandingan sepak bola Indonesia bisa menggunakan teknologi Video Assistant Referee (VAR). Dengan VAR ia yakin pertandingan dapat berlangsung dengan baik dan fair.
"Kita bisa lihat bahwa banyak kesalahan yang terjadi. Kalau misalnya Indonesia memiliki VAR akan bisa terlihat jelas di mana hal-hal yang perlu kita tingkatkan," terangnya.
Rekam Wasit Nusur Fadillah Memimpin Laga
Nusur Fadillah bukanlah wasit sembarangan, dia merupakan salah satu wasit di Indonesia yang telah mengantongi lisensi FIFA. Meskipun begitu, ternyata Nusur belum pernah memimpin sebuah pertandingan di level internasional antar negara maupun klub.
Salah satu pertandingan bergengsi yang pernah dipimpinnya adalah saat dipercaya menjadi pengadil laga final Torabika Bhayangkara Cup antara Persib Bandung melawan Arema FC.
Namun, perjalanan karier Nusur Fadillah tidak berjalan mulus begitu saja. Pada tahun 2019, ia pernah mendapat kecaman saat laga antara Madura United Vs Borneo FC. Manajer Madura United, Haruna Sumitro saat itu ingin Nusur dihukum seberat-beratnya yakni tidak lagi ditugaskan memimpin laga selama Liga 1 2019.
Kejadian kurang mengenakkan juga pernah dialami oleh wasit Nusur Fadillah yang bertugas sebagai pengadil antara Persik Kediri Vs Madura United pada Sabtu (5/3) lalu. Saat pertandingan memasuki menit ke-88, Direktur Teknik Persik Kediri Danilo Fernando melakukan protes yang berlebihan dan membentak wasit Nusur Fadillah.
Nusur pun tidak segan bertindak tegas atas perlakuan tidak sportif yang ditunjukkan oleh Danilo Fernando dengan menghadiahinya sebuah kartu merah langsung. Dari bench pemain Persik, Danilo diusir keluar.
Nusur adalah wasit kelahiran DKI Jakarta. Dia merupakan saudara kandung Musthofa Umarella yang pernah tercatat sebagai wasit terbaik Piala Presiden 2017.