PSM Makassar masih tampil mengecewakan dalam laga BRI Liga 1 2021/2022. Inkonsistensi membuat posisi skuad Juku Eja makin terlempar di klasemen papan bawah ke zona degradasi.
Saat ini posisi PSM Makassar berada di peringkat 13 dengan hanya mengumpulkan 28 poin dari 25 laga yang dilalui. Dengan rincian mencatat 6 kemenangan, 10 kali hasil seri, dan 9 pertandingan dengan kekalahan.
Dalam tiga laga terakhir, Pasukan Ramang pasrah meraih tiga kali kekalahan beruntun. Sebelumnya, PSM Makassar Persita Tangerang dengan skor 0-2 pada pertandingan yang digelar di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Sabtu (19/2/2022) malam lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu PSM Makassar juga harus mengakui kehebatan Tira Persikabo usai tumbang dari Tira Persikabo dengan skor 3-0. Lalu sebelumnya lagi kalah dari Persebaya dengan skor tipis 1-2.
Tidak hanya pemain, kinerja pelatih PSM Makassar Joop Gall turut dipertanyakan. Pelatih asal Belanda itu belum mampu membawa anak asuhnya di permainan terbaik dan merealisasikan harapan suporter untuk meraih kemenangan.
Joop Gall berdalih, dirinya bersama skuad yang dilatihnya sudah tampil maksimal. Meski implementasi di lapangan masih menelan kekalahan.
"Mungkin kami tak boleh larut dalam kekalahan ini kami mencobanya di pertandingan berikut ya, kerja keras lagi ambil tiga poin di pertandingan berikutnya," ucap dia, Selasa (15/2).
Pelatih Joop Gall lebih banyak memberi alasan di tengah kinerjanya yang belum memuaskan. Berikut 6 alasan pelatih asal Belanda itu di tengah tren negatif PSM Makassar.
1. Jadwal Liga Terlalu Mepet
Pelatih PSM Makassar menyebut jadwal antar pertandingan BRI Liga 1 terlalu mepet. Situasi itu dinilai memberatkan lantaran pemain dinilai tidak cukup banyak waktu untuk beristirahat, hingga mempersiapkan latihan fisik.
"Seperti saya sampaikan sebelumnya bahwa durasi atau jarak antara pertandingan ke pertandingan lainnya itu sangat dekat, yang kita jalani di Liga sekarang hampir tak ada waktu melakukan persiapan secara profesional," kata Joop Gall dalam keterangan persnya, Jumat (18/2).
2. Hasil PCR COVID-19 Rusak Strategi
BRI Liga 1 dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19. Situasi ini turut membuat Joop Gall harap-harap cemas jelang pertandingan. Ancaman virus Corona mengintai pemain PSM Makassar.
"Kita melakukan tes PCR pagi hari dan sore hari kita latihan, training. Namun saat kita latihan, kita dapat kabar dari dokter kita ada 11 kasus positif (COVID-19) dimana itu kita harus pulangkan dari latihan," kata Joop Gall saat konferensi pers usai anak asuhnya kalah dari Persita, Sabtu (19/2) pekan lalu.
Hal itu menyebabkan pemain yang rencananya dimainkan gagal diturunkan lantaran hasil positif Corona. Strategi yang sudah diramu sebelumnya pun terganggu 'kejutan' hasil tes COVID-19 jelang pertandingan.
"Saya tidak sedang mencari alasan, saya hanya ingin memberi tahu kalian (suporter PSM Makassar) bahwa beginilah persiapan kita jalani hampir 2 minggu belakangan ini. Latihan resmi kita ini sangat mengganggu persiapan kita," terangnya.
3. Krisis Pemain Inti
Pelatih PSM Makassar berdalih beberapa pemain yang diturunkan bukan pemain inti. Hal ini dikatakan usai anak asuhnya menelan kekalahan dari laga melawan Tira Persikabo dengan kebobolan tiga gol tanpa balas.
Beberapa pemain utama yang mestinya diturunkan gagal berlaga karena terinfeksi virus Corona. Belum lagi, dua pemain belakang andalannya, yakni Hasim Kipuw dan Abdul Rahman juga absen lantaran hukuman akumulasi kartu.
"Kita harus terpaksa untuk memainkan pemain-pemain yang sebelumnya tidak ada di rencana permainan di 11 inti kita. Namun inilah sepak bola, hal ini terjadi," Joop Gall, Selasa (15/2).
4. Pemain Asing Belum Bisa Tampil Penuh
Pelatih Joop Gall turut menjadikan pemain asing sebagai pemain inti dalam skuadnya. Hanya saja sejumlah pemain asing yang diharap jadi andalan saat berlaga, belum bisa dimainkan penuh.
"Semenjak saya datang ke PSM Makassar saya belum bisa mengunakan full pemain-pemain asing. Saya punya hanya Pluim yang bisa saya gunakan, seperti yang dijelaskan oleh Golgol juga tadi bahwa dia berada dalam kondisi yang tidak bisa saya gunakan," urai pelatih asal Belanda itu.
5. Permainan Pasukan Ramang Terlalu Terbuka
Pelatih PSM Makassar menyorot kinerja anak asuhnya di lapangan. Sejumlah peluang gagal berbuah gol. Di satu sisi, pertahanan rawan dibobol lantaran main terlalu terbuka.
Ini sempat disampaikan Joop Gall usai skuad Juku Eja tumbang Tira Persikabo dengan skor 3-0, Selasa (15/2) lalu. Lini pertahanan terlalu terbuka menjadi peluang bagi Persikabo hingga sukses merobek gawang PSm Makassar
"Karena pemain ini (Ciro Alves) adalah pemain bagus dan dia punya kelebihan pada saat ini bertukar posisi di lapangan. Dan saat dia bertukar posisi, dia berbahaya tak ada penjagaan ketat dilakukan di situ," urai Joop Gall, Selasa (15/2).
6. Tak Ikuti Instruksi Penuh dari Pelatih
Lagi-lagi, pelatih PSM Makassar menyoroti anak asuhnya buntut dari tiga kekalahan beruntunnya di BRI Liga 1. Joop Gall menyebut anak asuhnya belum bisa mengikutinya instruksinya secara penuh.
Alhasil, implementasi permainan di lapangan tidak maksimal. Di samping pemain dinilai tampil dalam tekanan dan belum bisa mengontrol emosi. Rasa khawatir saat bertanding sulit dikendalikan yang mempengaruhi performa pemain.
"Saya lihat bahwa ini tidak mengaplikasikan karena saya lihat ada rasa khawatir dan bagaimana mentransferkan hal-hal baik tersebut di dalam latihan ke pertandingan dan saya akan coba cari cara dalam hal ini," terang Joop Gall, Sabtu (19/2).
(sar/tau)