Makanan khas Parepare menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang berkunjung ke kota kelahiran BJ Habibie. Tidak heran, sebab Parepare memiliki beragam kuliner khas, dari makanan berat hingga cemilan.
Lantas, apa saja makanan khas Parepare yang wajib dicoba?
Kota Parepare merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Kota ini terkenal sebagai kota kelahiran Presiden ke-3 Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya terkenal dengan wisata alam dan sejarahnya, Kota Parepare juga memiliki berbagai macam kuliner yang menarik untuk diburu. Nah, bagi detikers yang berencana mengunjungi Kota Cinta ini, berikut kumpulan makanan khas Parepare yang bisa dicoba.
Simak selengkapnya di bawah sini!
Kuliner Khas Kota Parepare
1. Roti Mantao
Wisatawan yang sedang mengunjungi Kota Parepare, Sulawesi Selatan, tidak sah jika tidak mencicipi roti mantao. kudapan khas Parepare ini bertekstur sangat lembut dan berwarna putih seperti bakpao.
Seiring dengan perkembangannya, roti mantao tidak sekadar Roti kosong saja. Kini terdapat modifikasi dengan menambahkan isian seperti daging, kacang, coklat, hingga selai buah.
Roti mantao bisa dinikmati secara langsung dengan segelas teh ataupun kopi. Jika ingin sedikit variasi, Roti ini dapat dinikmati dengan cara digoreng ataupun dikukus terlebih dahulu.
Roti mantao sejak dulu telah menjadi pilihan oleh-oleh favorit khas Kota Habibie-Ainun. Roti ini dapat bertahan di suhu ruangan selama 3-4 hari.
detikers pun dapat dengan mudah menemukannya di pusat oleh-oleh maupun di pinggir jalan kota ini.
2. Kanre Santan (Kanse)
Kanse berasal dari kata "kanre santang" yang memiliki arti memasak dengan santan atau makanan bersantan. Kanse merupakan olahan beras berupa nasi santan, mirip dengan nasi uduk.
Makanan khas ini pun telah terdaftar sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia asal Parepare, Sulawesi Selatan.
Kelezatan kanse tidak hanya berasal dari cita rasa gurih santan, tetapi juga dari kombinasi aneka lauk yang menemaninya. Biasanya kanse dihidangkan bersama dengan aneka lauk seperti ikan tuna goreng, nasu palekko, dan berbagai menu lainnya.
Jika penasaran dengan kelezatannya, detikers dapat dengan mudah menjumpai warung penjual kanse di Kota Parepare. Umumnya kanse dinikmati pada malam hari dan bahkan sampai tengah malam warung-warung kanse masih buka.
3. Roti Berre
Roti Berre atau roti beras merupakan kuliner khas Kota Parepare yang mirip seperti serabi. Roti berre ini memiliki tekstur yang kenyal dan cita rasanya yang manis.
Roti berre dibuat dari bahan utama yang terdiri dari tepung beras, pisang kepok, kelapa sangrai, dan santan. Kombinasi bahan-bahan ini menciptakan cita rasa yang unik dan khas.
Biasanya untuk menambah rasa manis, roti berre disiram dengan sedikit madu atau saus gula merah. Meskipun demikian, rasanya yang lezat dapat dinikmati tanpa tambahan apa pun.
Roti berre menjadi salah satu pilihan menu sarapan yang sangat populer di kota Parepare. Oleh karena itu, waktu paling tepat untuk berburu roti berre adalah saat di pagi hari.
4. Apang Paranggi
Apang Paranggi merupakan kuliner khas Kota Parepare selanjutnya. Diyakini kudapan ini sudah ada sejak lama dan melambangkan harapan agar hidup tenteram dan aman.
Apang paranggi memiliki cita rasa manis dan berwarna coklat yang berasal dari gula merah. Untuk melengkapi kenikmatannya, biasanya kue basah ini selalu disajikan dengan taburan parutan kelapa.
Dulu sekali, apang paranggi hanya bisa ditemukan pada saat acara penting saja. Namun sekarang Kue ini dengan mudah ditemukan di berbagai warung jajanan pasar.
5. Baje' Canggoreng
Kuliner khas Kota Parepare selanjutnya adalah baje' canggoreng. Kuliner satu ini sangat mirip dengan Ampyang khas Jawa Tengah.
Baje' canggoreng berbahan utama gula merah dan kacang tanah. Kuliner ini memiliki cita rasa manis dan bertekstur padat.
Bagi penyuka makanan manis, baje' canggoreng wajib menjadi oleh-oleh bila berkunjung ke Kota kelahiran BJ Habibie. Cemilan ini mudah dijumpai di warung atau toko oleh-oleh khas Kota Parepare.
Mengenal Sejarah Kota Parepare
Melansir dari pareparekota.go.id, Kota Parepare dulunya hanyalah semak-semak belukar. Namun seiring perkembangannya, kini Kota Parepare menjadi salah satu kota maju di wilayah Sulawesi Selatan.
Berdasarkan catatan dalam Lontara Kerajaan Suppa, pada sekitar abad ke-14, seorang anak dari Raja Suppa memutuskan untuk meninggalkan Istana dan mendirikan kerajaan di wilayah tepi pantai sebab ia hobi memancing. Wilayah ini akhirnya dikenal sebagai Kerajaan Soreang.
Tak lama setelah itu, sekitar abad ke-15, muncul lagi sebuah kerajaan baru yang dikenal sebagai Kerajaan Bacukiki.
Dalam satu kunjungan persahabatan, Raja Gowa XI, Manrigau Dg Bonto Karaeng Tonapaalangga (1547-1566) melakukan perjalanan dari kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang. Ia terpesona dengan pemandangan di sana.
Dikenal sebagai ahli strategi dan pelopor pembangunan, Raja Gowa XI menyebut "Bajiki Ni Pare" artinya "Baik dibuat pelabuhan Kawasan ini". Sejak itulah melekat nama "Parepare" Kota Pelabuhan.
Bahkan, pada masa penjajahan kolonial, Belanda pertama kali merebut wilayah ini sebab Melihat posisi Parepare yang sangat strategis. Belanda menjadikan Parepare sebagai markas untuk melebarkan sayapnya ke dataran timur dan utara Sulawesi Selatan.
Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan dan pembagian Daerah-daerah tingkat II dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Parepare berstatus Kota Praja Tingkat II.
Kemudian pada tahun 1963 istilah Kota Praja diganti menjadi Kotamadya. Dan setelah keluarnya UU No. 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka status Kotamadya berganti menjadi "KOTA" sampai sekarang ini.
Berdasarkan pada tanggal pelantikan dan pengambilan sumpah Walikotamadya Pertama H. Andi Mannaungi pada tanggal 17 Februari 1960, maka dengan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah No. 3 Tahun 1970 ditetapkan hari kelahiran Kotamadya Parepare tanggal 17 Februari 1960.
Itulah tadi kumpulan makanan khas Kota Parepare yang wajib dicoba bila berkunjung ke kota kelahiran BJ Habibie ini. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(ata/ata)