Demo berujung ricuh di kantor DPRD Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengakibatkan 3 orang anggota kepolisian mengalami luka. Polisi turut mengamankan 2 orang pelaku pelemparan.
"Personel Polres Palopo ada 3 orang mengalami luka-luka terbuka bagian alis, luka bagian hidung dan ada luka bagian bibir, akibat kena lemparan batu pendemo. Syukurnya hanya dirawat jalan," ujar Kasi Humas Polres Palopo Supriadi kepada detikSulsel, Selasa (2/9/2025).
Supriadi mengungkapkan, ada dua pelaku yang diamankan yakni Fangki (25) warga Ponrang, Luwu dan Nugrah (23) warga Wara Utara, Palopo. Dia memastikan kedua pelaku bukanlah mahasiswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fangki mengakui perbuatannya melakukan pelemparan di kantor DPRD Kota Palopo sebanyak 10 kali menggunakan batu," ucap Supriadi.
"Sedangkan Nugrah mengakui perbuatannya membawa dan meledakkan 1 petasan jenis kembang api yang menurutnya petasan jenis kembang api tersebut diberikan oleh seorang mahasiswa yang ia tidak kenal namun yang ia ketahui menggunakan almamater berwarna biru," tambahnya.
Selain itu, Supriadi menjelaskan bahwa pelaku Fangki mengaku mengikuti demo setelah dijanji diberi uang senilai Rp 400 ribu oleh seorang mahasiswa. Akibat ulahnya, kedua pelaku kini diamankan di Mako Polres Palopo untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Fangki mengakui perbuatannya bahwa yang mengajak ia ikut demo ialah lelaki Egi yang berkuliah di Politeknik Dewantara Kota Palopo dan dijanjikan uang sebanyak Rp 400.000 setelah melaksanakan demo di kantor DPRD Palopo," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, demo mahasiswa di kantor DPRD Palopo berakhir ricuh. Massa menerobos masuk hingga mengacak-acak ruang paripurna hingga kaca gedung pecah.
Pantauan detikSulsel di gedung DPRD Palopo, Kelurahan Rampoang, Kecamatan Wara Utara, Senin (1/9), kericuhan bermula ketika para demonstran memaksa masuk ke gedung DPRD sekitar pukul 16.00 Wita. Sesampainya di ruang paripurna, para mahasiswa membanting meja dan kursi.
Para demonstran juga mencoret dinding dengan kalimat umpatan. Beberapa saat kemudian, massa aksi menarik diri menuju depan pagar gedung DPRD. Saat itu pula, batu secara acak dilemparkan oleh massa aksi.
(ata/hsr)