Dinkes Palopo Tangani 13 Kasus Demam Berdarah Selama Januari 2024

Dinkes Palopo Tangani 13 Kasus Demam Berdarah Selama Januari 2024

M Riyas - detikSulsel
Rabu, 07 Feb 2024 13:10 WIB
Mosquito sucking blood on a human hand
Foto: Ilustrasi demam berdarah. (thinkstock)
Palopo -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), menangani 13 kasus demam berdarah dengue (DBD) selama Januari 2024. Kasus ini muncul di tengah musim hujan dan faktor lingkungan masyarakat yang tidak bersih.

"Berdasarkan laporan dari puskesmas, sudah ada 13 kasus," ujar Kepala Bidang P2P Dinkes Palopo San Ashari kepada detikSulsel, Rabu (7/2/2024).

San Ashari mengungkapkan kasus DBD tersebut tersebar di enam kecamatan di Kota Palopo. Namun mereka yang terjangkit dilaporkan sudah sembuh setelah mendapat perawatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Wara timur 4 kasus, Wara Barat 3 kasus, Mungkajang 2 kasus, Sendana 2 kasus, Telluwanua 1 kasus dan Wara Utara 1 kasus," ungkapnya

Dia melanjutkan, penyebab utama kasus DBD di Palopo dipicu faktor lingkungan. Hal ini berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang menemukan jentik Aedes di lingkungan penderita.

ADVERTISEMENT

"Ini dikarenakan faktor lingkungan yang tidak bersih, banyak barang bekas yang jadi tempat penampungan air hujan, genangan air yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak, terutama di musim hujan ini jentik tumbuh subur," jelas San Ashari.

San Ashari menuturkan, kondisi cuaca juga ikut mempengaruhi imun tubuh sehingga mudah terserang penyakit. Masyarakat diminta untuk tetap menjaga kesehatan di tengah kondisi tersebut.

"Saat ini Palopo diguyur hujan terus menerus dan ini juga menyebabkan jentik nyamuk berkembang biak dengan cepat, ditambah imun tubuh menurun dikarenakan faktor cuaca jadi mudah terserang penyakit," bebernya.

Pihaknya terus aktif melakukan pencegahan dengan menggerakkan masyarakat untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masyarakat. Hal ini dilakukan guna mengurangi sarang nyamuk dan jentik khususnya Aedes.

"Kami terus aktif menggerakkan masyarakat untuk PSN di lingkungan sekitar tempat tinggal dan dilakukan minimal sekali seminggu untuk langkah pencegahan," ujarnya.

"Kami juga berharap agar masyarakat juga aktif berpartisipasi untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kesehatan perorangan," imbuh San Ashari.




(sar/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads