Demo Mahasiswa Papua di Makassar Sempat Ricuh, Massa Serang Polisi

Demo Mahasiswa Papua di Makassar Sempat Ricuh, Massa Serang Polisi

Sahrul Alim - detikSulsel
Senin, 01 Des 2025 12:19 WIB
Demo mahasiswa Papua di Makassar.
Demo mahasiswa Papua di Makassar. Foto: (dok. istimewa)
Makassar -

Sejumlah mahasiswa asal Papua menggelar demonstrasi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Aksi massa sempat diwarnai kericuhan hingga polisi dilempari batu dan air mineral dalam kemasan.

Aksi demonstrasi ini digelar Forum Solidaritas Pelajar dan Mahasiswa Peduli Rakyat Papua (FSPM-PRP) di Jalan Lanto Daeng Pasewang, Makassar, Senin (1/12/2025). Terlihat massa awalnya mulai menggelar aksi damai sekitar pukul 08.00 Wita.

Mereka membentuk barisan dan berorasi tepat di sekitar Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Lanto Daeng Pasewang. Suasana mulai memanas saat massa aksi diminta mundur oleh koordinator aksi sekitar pukul 10.45 Wita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun beberapa massa menolak hingga terjadi ketegangan yang memicu serangan ke blokade polisi yang berjaga. Mereka juga melempari polisi dengan air gelas mineral hingga batu.

Beruntung, demo ricuh ini tidak berlangsung lama usai ditenangkan oleh koordinator aksi dan polisi yang berjaga. Ketegangan tersebut juga tidak dibalas oleh polisi yang berjaga.

ADVERTISEMENT

Penanggung jawab aksi, Andarias (23) mengungkapkan demo ini dalam rangka memperingati Deklarasi Kemerdekaan Bangsa Papua Barat 1 Desember. Mereka menilai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tak mampu menyelesaikan masalah penindasan yang dialami rakyat Papua.

"Terkait dengan tuntutan hari ini, ini hari refleksi kritis terhadap kondisi penindasan yang dialami rakyat Papua. Yang negara buta untuk menyelesaikan masalah-masalah substansi di tanah Papua itu sendiri," kata Andarias kepada wartawan di lokasi.

Pihaknya mengaku akan terus menggelar aksi serupa selama Indonesia terus melakukan tindakan represif dengan mengerahkan aparat dan senjata di Tanah Papua. Dia juga mengingatkan aksi ini merupakan peringatan Tri Komando Rakyat (Trikora) 1963 oleh Presiden ke-1 RI, Soekarno.

"Hari ini kami menuntut memperingati deklarasi kemerdekaan bangsa Papua yang dianeksasi oleh Indonesia. Oleh Soekarno tahun 1963 melalui Trikora," katanya.

"Dan hari ini kami punya tuntutan hanya satu selama Indonesia tidak menyentuh akar persoalan di tanah Papua yang pendekatannya represif, aparatur negara, senjata dan penjara. Kami akan terus menuntut dan kami hanya menuntut satu, berikan hak menentukan sendiri sebagai jalan solusi demokratis," tutur Andarias.




(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads