Wali Kota Makassar Munafri 'Appi' Arifuddin mendesak polisi segera menangkap pelaku tawuran di Kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang mengakibatkan satu warga meninggal dan 7 rumah terbakar. Appi heran pelaku tawuran yang kerap terlibat tidak kunjung diamankan.
"Saya sudah melakukan koordinasi dengan pihak Polrestabes. Saya sudah bicara dengan Pak Dansat Brimob (Plh Kapolrestabes Makassar Kombes Muhammad Ridwan) untuk segera turun memastikan orang-orang yang terlibat," ujar Appi kepada wartawan, Selasa (18/11/2025).
Appi menilai insiden yang terjadi sudah masuk kategori tindakan kejahatan sehingga wajib ditindak tegas. Dia meminta kepolisian lebih serius karena menurutnya para pelaku bukan sosok yang sulit ditemukan.
"Karena ini sudah merupakan tindakan kejahatan, harus diproses lebih lanjut lagi. Masa nggak ketahuan ini orang-orangnya dan itu-itu aja kan yang bermain di situ. Jadi tolong, itu saya sampaikan tadi. Saya bicara bahwa ini harus cepat diatensi dengan sangat serius," katanya.
Dia menyampaikan Pemkot Makassar akan ikut masuk menangani akar masalah tawuran di wilayah tersebut. Pemerintah menyiapkan sejumlah program pembinaan untuk mengalihkan aktivitas anak-anak agar tidak kembali terlibat perang kelompok.
"Kami akan masuk ke wilayah itu untuk memberikan berbagai macam pola-pola pelatihan sehingga ada kegiatan yang bermanfaat kepada anak-anak di situ," ucapnya.
Appi mengungkapkan persoalan lain adalah sebagian pelaku tawuran justru anak-anak yang masih di bawah umur. Kondisi itu membuat upaya pembinaan warga menjadi terhambat.
"Nah, persoalannya kalau kita ngumpul-ngumpul (melakukan pertemuan) yang ada di sana kadang-kadang yang untuk mau diberikan pekerjaan, tapi yang 'main' anak-anak yang di bawah umur 15 tahun 14 tahun," tuturnya.
Dia mengatakan Pemkot Makassar akan memberikan pelatihan informal untuk membekali anak-anak dengan keterampilan tertentu. Pelatihan itu diharapkan menjadi alternatif kegiatan positif yang bisa mereka jalankan.
"Sehingga kita harus memberikan pelatihan-pelatihan informal untuk bisa masuk ke dalam situ untuk memberikan beberapa skill yang bisa mereka laksanakan," ungkapnya.
"Yang kedua, akan membuat sistem pendidikan informal yang ada di dalam situ untuk merespons mereka yang nanti punya ijazah yang akan dibawa cari kerja dan sebagainya. Ini yang kita coba ada pelatihan-pelatihan yang langsung bisa mereka respons, apakah pelatihan cuci AC, apakah bengkel motor, dan sebagainya," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, polisi masih menyelidiki penyebab tawuran di Tallo, Makassar, yang mengakibatkan 1 orang tewas dan 7 rumah terbakar. Aparat kesulitan melakukan penyelidikan karena kerap mendapat perlawanan saat hendak melakukan pengamanan.
"Untuk penyebabnya masih dalami sampai sekarang. Kita belum bisa mengambil kesimpulan apa penyebabnya. Kita masih melakukan penyelidikan, anggota sudah turun semua," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Devi Sujana kepada wartawan, Selasa (18/11).
Diketahui, tawuran awalnya terjadi di Tallo pada Minggu (16/11) malam. Saat perang kelompok itu, warga bernama Nur Syam alias Sutte dilaporkan terkena tembakan dari senapan angin. Korban sempat dirawat di rumah sakit namun dinyatakan meninggal pada Selasa (18/11).
"Iya (korban kena tembakan senapan angin di kepala), untuk sementara begitu perkiraannya, tapi masih dalam lidik belum kita ambil kesimpulan, apakah betul meninggal karena itu," kata Kapolsek Tallo AKP Syamsuardi, Selasa (18/11).
Belakangan, tawuran kembali pecah di Pekuburan Beroanging, Kecamatan Tallo, Selasa (18/11) siang. Perang kelompok yang diwarnai saling serang menggunakan batu, busur panah hingga petasan itu berujung pada terbakarnya 7 rumah warga.
Simak Video "Video: Tawuran Berujung Pembakaran di Makassar, 6 Rumah Hangus"
(sar/hsr)