Polisi kembali menangkap lima pelaku penjarahan ATM saat kericuhan di gedung DPRD Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kini total sudah 15 pelaku yang tertangkap dan 5 orang lainnya masih dalam pengejaran alias buron.
"Jadi untuk (pelaku penjarahan) yang (mesin) ATM sudah bertambah lagi lima orang. Lima (orang) lagi DPO, kita cari," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).
Arya mengatakan, pihaknya masih mendalami peran lima pelaku baru penjarahan mesin ATM yang telah ditangkap. Dia menuturkan penyidik fokus mengungkap siapa yang menyiapkan alat, hingga memberi perintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terutama siapa yang menyiapkan alat-alatnya. Siapa yang menyuruh mereka atau dapat info dari mana, kita masih dalami," ungkapnya.
Arya menegaskan lima pelaku yang masih buron akan terus diburu hingga tertangkap. Dia menyebut jumlah tersangka kini bertambah menjadi 15 orang dari sebelumnya hanya 10.
"Tapi yang jelas dari sepuluh tersangka, sekarang bertambah lima lagi," ucapnya.
Arya belum merinci identitas lima pelaku baru, termasuk apakah mereka warga atau mahasiswa. Ia mengatakan status kelima orang itu masih dalam pendalaman penyidik.
"Status yang ditangkap ini masih kita dalami," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi telah menangkap 10 pelaku penjarahan mesin ATM di DPRD Makassar dengan total uang yang dibobol mencapai Rp 320 juta. Sejumlah barang bukti turut disita dari para tersangka saat penangkapan.
"Sekarang berkembang menjadi 10 orang (tersangka penjarahan). Ini salah satu barang buktinya adalah bajaj ini digunakan untuk mengangkut ATM yang ada. Nah beberapa barang bukti juga di depan, ini adalah hasil dari uang yang mereka curi dari ATM tersebut," kata Kombes Arya Perdana kepada saat konferensi pers di Mapolrestabes Makassar pada, Selasa (16/9).
Diketahui, ATM di area kantor DPRD Makassar hilang dijarah saat gedung dibakar massa, pada Sabtu (30/8). Bangunan di lokasi ATM juga ikut dibakar hingga menyisakan puing-puing kaca yang berserakan.
(asm/ata)