Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengunjungi rumah keluarga korban demo ricuh di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Gus Ipul menyerahkan santunan dengan total Rp 85 juta untuk 9 korban meninggal dan luka-luka.
"Nah ini sebagai perhatian pemerintah untuk membangun kebersamaan meringankan beban dan tentu menjadi bagian dari tugas dan fungsi Kemensos," kata Gus Ipul saat mengunjungi rumah salah satu korban, Rusdamdiansyah alias Dandi di Jalan Urip Sumoharjo Makassar, Jumat (5/9/2025).
Santunan yang diberikan kepada korban meninggal dengan korban luka bervariasi. Untuk empat korban meninggal dunia diberi masing-masing Rp 15 juta, sedangkan lima korban luka mendapat santunan Rp 5 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemensos jika ada musibah seperti ini yang wafat Rp 15 juta santunan dan sementara luka-luka Rp 5 juta. Semua berdasarkan asesmen dan data yang telah diverifikasi," ucap Gus Ipul.
"Jangan dilihat jumlahnya tapi ini bagian upaya membangun kebersamaan, saling peduli dan gotong royong. Tentu diharapkan ke depan menjadi pembelajaran bersama supaya kita saling menjaga," tambahnya.
Gus Ipul mengaku, para korban juga bisa mendapatkan bantuan perlindungan sosial lain, seperti bantuan hukum hingga program pemberdayaan. Pihaknya memastikan korban mendapat perhatian penuh dari pemerintah.
"Dalam perlindungan dan jaminan sosial itu ada macam-macam. Di antaranya kita bisa memberikan advokasi di bidang hukum maupun di bidang sosial. Itu menjadi bagian dari perlindungan dan jaminan sosial," jelasnya.
Pihaknya juga mempersiapkan program rehabilitasi medis maupun rehabilitasi sosial. Rehabilitasi sosial bertujuan memulihkan fungsi-fungsi sosial korban sehingga bisa kembali bekerja dan beraktivitas dengan baik.
"Nah setelah bisa bekerja karena fungsi-fungsi sosialnya sudah utuh, maka yang berikutnya nanti adalah pemberdayaan. Nah kita tindak lanjuti dengan pemberdayaan sosial. Pemberdayaan bisa berupa macam-macam," ungkapnya.
Kemensos pun akan berkolaborasi dengan setiap pemerintah daerah untuk menjamin setiap bantuan atau program diterima para korban. Termasuk dalam melakukan asesmen dan verifikasi.
"Kira-kira seperti itulah tindak lanjut dari atensi presiden khususnya yang dari Kementerian Sosial dan pemerintah daerah," ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, Kemensos masih terus melakukan asesmen korban demo ricuh di seluruh Indonesia. Termasuk mendata korban uang dinyatakan telah meninggal dunia.
"Kita lagi terus asesmen ya, memang yang wafat itu ada 7 secara nasional, kemudian yang luka-luka berat itu ada 9 yang sudah di asesmen. Tapi sebenarnya lebih banyak dari itu, karena kita juga sedang mendata mereka yang sudah dirawat tapi sudah pulang," paparnya.
Diketahui, aksi unjuk rasa yang berujung kericuhan terjadi di sejumlah titik di Kota Makassar pada Jumat (29/8) malam. Gedung DPRD Kota Makassar di Jalan AP Pettarani Makassar dibakar hingga mengakibatkan 3 orang meninggal dunia.
Ketiga korban meninggal dunia, yakni Saiful Akbar (Plt Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah), Sarinawati (staf pribadi anggota DPRD Makassar), dan Muhammad Akbar Basri (staf Humas DPRD Makassar). Sebanyak 7 orang lainnya dilaporkan luka-luka dalam insiden itu.
Kericuhan juga terjadi di Jalan Urip Sumoharjo depan Universitas Bosowa (Bosowa). Seorang driver ojol (ojol), Rusdamdiansyah alias Dandi (26) meninggal dunia karena dikeroyok massa usai dituduh anggota intelijen.
(sar/hsr)