Kisah Datu Museng-Maipa Deapati: Simbol Kesetiaan dan Pengorbanan

Kisah Datu Museng-Maipa Deapati: Simbol Kesetiaan dan Pengorbanan

Urwatul Wutsqaa, St. Fatimah - detikSulsel
Selasa, 02 Sep 2025 19:00 WIB
Kisah Cinta Datu Museng dan Maipa Deapati
Foto: Buku Kisah Cinta Datu Museng dan Maipa Deapati
Makassar -

Nama Datu Museng dan Maipa Deapati tetap hidup sebagai bagian dari sejarah yang melekat dalam ingatan masyarakat Sulawesi Selatan. Bukan hanya dikenang karena kisah cinta yang mengharukan, tetapi juga karena keberanian mereka melawan tekanan penjajahan.

Datu Museng yang merupakan putra dari prajurit Angkatan Laut Kerajaan Gowa, sejak kecil merantau ke Sumbawa setelah orang tuanya gugur dalam perang melawan Belanda. Sementara Maipa Deapati adalah putri Sultan Sumbawa, yang dikenal cantik nan lembut.

Benih cinta Datu Museng dan Maipa Deapati mulai tumbuh ketika cincin Maipa terjatuh di kolong rumah dan ditolong oleh Datu Museng. Namun, hubungan mereka menghadapi banyak tantangan, dari adat, perbedaan status sosial, hingga tekanan politik Belanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Belanda ingin menjadikan Maipa Deapati istri seorang pejabat kolonial, Datu Museng menolak dengan tegas. Maipa yang tidak ingin jatuh ke tangan penjajah, lantas meminta Datu Museng untuk mengakhiri hidupnya demi menjaga kehormatan.

Tak lama setelah itu, Datu Museng juga menyerahkan nyawanya di hadapan musuh demi menyusul sang belahan jiwa.[1] Kematian tragis tersebut menjadi simbol pengorbanan cinta dan kehormatan, yang membuat mereka dijuluki "Romeo dan Juliet Makassar."

ADVERTISEMENT

Namun, berbeda dengan Romeo dan Juliet yang fiktif, Datu Museng dan Maipa Deapati adalah tokoh nyata. Dosen Sastra Daerah Universitas Hasanuddin, Prof Muhlis Hadrawi menegaskan bahwa kisah ini faktual dan dilatarbelakangi sejarah yang kuat.

"Ceritanya memang kesohor karena bukan cerita rekaan, tapi cerita betul-betul faktual. Cerita yang memiliki latar sejarah yang kuat, itulah sebabnya, dia lebih dari sekedar rekaan," ujarnya saat ditemui detikSulsel, Rabu (30/7/2025).

Cinta dan keberanian mereka selaras dengan prinsip adat Timur-bahwa seorang suami dan istri harus menyatu dalam satu kata, setia dan penuh kasih sayang.

"Tidak ada alasan seorang laki-laki dan perempuan ketika dia sudah menjadi suami istri tidak ada alasan untuk tidak menyatu dalam hanya satu kata, setia dan kasih sayang," ungkapnya.[2]

Kisah Datu Museng dan Maipa Deapati bukan hanya terpatri dalam ingatan rakyat Makassar, tetapi juga diabadikan secara nyata. Nama mereka diabadikan menjadi nama jalan di depan Pantai Losari, dan patung mereka berdiri berdekatan di antara deretan pahlawan, seolah menegaskan bahwa cinta mereka tak terpisahkan.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang kisah Datu Museng dan Maipa Deapati serta bukti cinta mereka yang diabadikan di Makassar, simak beberapa artikel terkait berikut ini:

1.

2

3.

4.

5.

6.

Referensi:

  1. Buku Kisah Cinta Datu Museng & Maipa Deapati karya Zainuddin Tika, H. Mappaujung Maknun, Mas'ud Kasim, Hj. Rosdiana
  2. Wawancara Dosen Sejarah Universitas Hasanuddin, Prof Muhlis Hadrawi




(urw/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads