Sebanyak 14 personel gabungan dari Bidlabfor Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Inafis Polrestabes Makassar melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di gedung DPRD Makassar yang dibakar oleh massa anarkis. Hasilnya, petugas kesulitan mendeteksi sumber titik awal api yang memicu kebakaran.
Tim gabungan memulai olah TKP di gedung DPRD Makassar, Jalan AP Pettarani, Senin (1/9) mulai sekitar pukul 09.00 Wita hingga sore hari. Dugaan sementara, ada banyak sumber api yang memicu kebakaran.
"Jadi tingkat kesulitan memang sangat susah, banyak sumber api. Itulah yang mau kita kerucutkan, dari mana kebakaran yang cukup besar ini," ujar Kabid Labfor Polda Sulsel Kombes Wahyu Marzudi di Gedung DPRD Makassar, Senin (1/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu juga menyinggung luasnya area terdampak kebakaran. Kondisi tersebut membuat timnya membutuhkan waktu lebih dalam proses observasi.
"Karena TKP-nya sangat luas gedungnya cukup tinggi, banyak sekali mobil yang terbakar," tambah Wahyu.
Wahyu sempat ditanya soal dugaan massa anarkis menggunakan bahan bakar saat beraksi. Menurutnya, belum ditemukan adanya indikasi penggunaan bahan bakar.
"Belum sampai ke sana (apakah memang ada bahan bakar yang menjadi pemicu kebakaran). Kami baru observasi umum setelah itu baru mengerucut mengarah ke titik-titik," ungkapnya.
Wahyu berharap hasil olah TKP bisa segera rampung dan mengungkap penyebab kebakaran. Wahyu belum berspekulasi sampai kapan olah TKP dilakukan.
"Kalau normal segera ada titik terang hari ini kita upayakan selesai, tapi kalau hari ini nda selesai, besok. Karena tingkat kesulitannya cukup rumit," imbuhnya.
![]() |
Kronologi Pembakaran Gedung DPRD Makassar
Gedung DPRD Makassar dibakar massa anarkis pada Jumat (29/8) malam. Awalnya, massa hanya membakar sejumlah sepeda motor di badan jalan, termasuk merusak videotron di depan gedung DPRD pada sekitar pukul 20.20 Wita.
Memasuki sekitar pukul 20.50 Wita, massa menjebol pagar kantor DPRD Makassar dan merangsek masuk ke halaman depan dan belakang. Massa selanjutnya membakar motor dan mobil yang berada di parkiran.
Selain itu, massa juga melakukan perusakan terhadap sebuah mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di halaman gedung DPRD. Sebuah pos jaga juga tak luput dari sasaran perusakan.
Kericuhan di DPRD Makassar kemudian mencapai puncaknya pada sekitar pukul 22.45 Wita dimana api terlihat mulai berkobar di area lobi. Kebakaran pun terus membesar saat api melalap seluruh gedung DPRD Makassar.
![]() |
3 Orang Tewas Buntut Gedung DPRD Makassar Dibakar Massa
Pembakaran gedung DPRD Makassar membuat tiga orang tewas. Korban meninggal dunia yang pertama ialah Plt Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah bernama Saiful Akbar, yang tewas usai melompat dari lantai empat gedung DPRD.
Korban lainnya adalah seorang wanita bernama Sarinawati. Almarhumah asal Kabupaten Bone tersebut merupakan seorang staf DPRD Makassar.
Sementara korban ketiga ialah Muhammad Akbar Basri alias Abay yang meninggal karena terjebak di dalam gedung. Almarhum juga merupakan seorang staf humas DPRD Makassar.
Kerugian Ditaksir Rp 253 M, simak di halaman berikutnya...
Kerugian Ditaksir Tembus Rp 253 M
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar menaksir kerugian sementara akibat gedung DPRD Makassar dibakar massa tembus Rp 253,4 miliar. Total kerugian dihitung dari kendaraan, bangunan, hingga perlengkapan kantor.
"Total kerugian sementara berdasarkan hasil pengamatan di lapangan sebesar Rp 253,4 miliar," ujar Plt Kepala Pelaksana BPBD Makassar Fadli Tahar dalam keterangannya, Sabtu (30/8).
Fadli menjelaskan sebanyak 67 unit mobil hangus terbakar dengan estimasi Rp 200 juta per unit atau total Rp 13,4 miliar. Sementara itu, 15 unit motor ditaksir seharga Rp 16 juta per unit dengan kerugian Rp 240 juta.
![]() |
Selain kendaraan, gedung DPRD 4 lantai dengan luas sekitar 1.600 meter persegi juga terdampak parah. Fadli menyebut peralatan kantor tidak bisa diasumsikan karena kondisinya rusak parah dan akses ke ruangan sangat terbatas.
"Peralatan kantor, arsip, dokumen penting, serta biaya tidak langsung seperti pemulihan layanan pemerintahan, relokasi, dan kehilangan arsip belum dimasukkan. Jika dihitung, total kerugian ekonomi nyata bisa jauh lebih besar," bebernya.
Sebagai informasi, total kerugian bisa lebih besar. Pasalnya, pihak BPBD Makassar belum memasukkan dokumen dan arsip penting yang ikut terbakar.
Simak Video "Video Prabowo Tegas Hadapi Aksi Anarkis: Demi Allah Saya Tak Akan Mundur"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/hmw)