Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman mengungkap harga beras di 19 daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah turun, sedangkan 5 kabupaten dan kota lainnya masih di atas harga eceran tertinggi (HET). Amran menegaskan operasi pasar akan digencarkan untuk menekan harga beras.
"Alhamdulillah Sulsel yang di atas HET tinggal lima kabupaten, 19 sudah di bawah HET," kata Amran saat diwawancarai di Makassar, Kamis (28/8/2025).
Lima daerah yang harga berasnya masih tinggi adalah Kabupaten Kepulauan Selayar, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Tana Toraja (Tator), Kabupaten Takalar dan Kota Makassar. Dia optimistis harga beras di 5 kabupaten dan kota itu bisa turun dalam waktu dekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi pemerintah tetap menetapkan HET beras terbaru. Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional RI Nomor 299 Tahun 2025 tanggal 22 Agustus 2025 tentang Penetapan HET Beras.
Khusus untuk wilayah Sulawesi, HET beras medium ditetapkan Rp 13.500 per kilogram. Sementara untuk jenis premium Rp 14.900 per kilogram.
"Yang agak tinggi sedikit Selayar, Enrekang, Tator dan Makassar tinggal sedikit, Takalar. Nah kalau operasi lima hari ke depan saya yakin semua sudah di bawah HET," ungkapnya.
Pihaknya pun turut mengapresiasi jajaran Polda Sulsel yang dinilai sudah berkontribusi dalam menekan harga beras. Amran juga tetap memastikan kesejahteraan petani.
"Menurut laporan tadi kami terima, tadi pagi itu sudah berangsur turun (harga beras). Terpenting kita harus menjaga harga, konsumen kita jaga, agar mendapatkan harga yang baik, juga petaninya juga kita jaga," ujar Amran.
Kementan telah melakukan operasi pasar besar-besaran dengan menyebar 1,3 juta ton beras ke seluruh Indonesia hingga Desember 2025. Hal ini dilakukan sebagai intervensi pemerintah dalam menstabilkan harga beras.
"Jadi kami sudah minta operasi pasar besar-besaran dan ini terbesar karena kita turunkan beras 1,3 juta ton seluruh Indonesia. Ini mungkin operasi besar, terbesar untuk menekan harga. Alhamdulillah kami pantau dari Bappenas ada 10, ada yang mengatakan 13, ada mengatakan 15 provinsi yang sudah turun," jelasnya.
Amran terus berkomitmen menghadirkan kualitas dan harga pangan yang baik bagi masyarakat. Menurut dia, dugaan kasus beras oplosan yang sempat ramai kini tengah ditangani kepolisian.
"Itu sudah dilakukan Polri, dan kalau tidak salah sudah 28 orang yang tersangka (beras oplosan). Yang penting bukan siapa yang melakukan apa, tetapi ini persoalan sudah ditindaklanjuti dan terakhir itu 28 tersangka," ungkapnya.
Di satu sisi, Amran menyebut Indonesia mencatat sejarah dengan stok beras terbanyak sejak merdeka dengan 4,2 juta ton. Capaian itu disebut merupakan hasil kerja keras dan optimisme Presiden Prabowo Subianto yang ingin membuat Indonesia swasembada pangan lebih cepat dari rencana awal.
Sebelumnya diberitakan, harga beras juga mengalami kenaikan di sejumlah pasar tradisional di Makassar. Pemkot Makassar menduga kondisi ini disebabkan oleh pedagang masih menjual stok lama.
"Memang kendalanya juga pedagang-pedagang di pasar itu menjual stok-stok lama yang belum habis. Itu yang kita temukan waktu sidak dengan Pak Wali (Munafri Arifuddin) dua hari lalu," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Makassar, Nisman Mangkasa kepada detikSulsel, Rabu (28/8).
Sementara pedagang terpaksa menjual di atas harga eceran tertinggi (HET) untuk menghindari kerugian. Harga beras dipastikan akan stabil pada saat stok lama pedagang sudah habis.
"Jadi harus dijual dulu yang lama baru bisa mereka dengan harga yang baru lagi. Karena kalau mereka menjual dengan harga yang setelah turun ini mereka akan rugi," pungkasnya.
(sar/hsr)