Bantah Ortu, Sekolah Tahfiz di Makassar DO Santri gegara Nunggak SPP 3 Tahun

Bantah Ortu, Sekolah Tahfiz di Makassar DO Santri gegara Nunggak SPP 3 Tahun

Muh Siddiq Sholeh Sandi - detikSulsel
Minggu, 20 Jul 2025 12:30 WIB
Ilustrasi ruang kelas sekolah terbaik.
Foto: Ilustrasi sekolah. (Istimewa/ Unsplash.com)
Makassar -

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kuttab Nurul Wahyain Makassar membantah tudingan orang tua yang menyebut anaknya kena drop out (DO) meski sudah membayar sumbangan pendidikan pendidikan (SPP). Pihak sekolah tahfiz itu menegaskan pemberhentian dilakukan karena santriwati itu menunggak SPP selama 3 tahun.

"(Alasan santriwati dikeluarkan) Tiga tahun gak bayar SPP. Ini masalah komunikasi aja, tentang orang tua sama yayasan," ujar Ketua Yayasan Hafidz Insan Madani Makassar Harun Gemilang kepada detikSulsel, Sabtu (19/7/2025).

Harun mengaku persoalan ini memang sempat berpolemik hingga menjadi perhatian Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar. Namun pihaknya sudah memberikan klarifikasi ke disdik terkait persoalan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami jelaskan semua ke dinas. Semua keterangan dan bukti sudah kami sampaikan di depan dinas pendidikan. Jadi kalau menurut saya sudah cukup kalau masalah ini," jelasnya.

Disdik Makassar juga sudah mengundang pihak sekolah dan yayasan serta orang tua santriwati untuk dimediasi. Namun pihak orang tua santriwati tidak hadir saat pertemuan yang digelar Rabu (16/7).

ADVERTISEMENT

"Dinas panggil kita dan orang tua. Tapi pada saat yang sama orang tua tidak hadir. Sangat disayangkan gitu," ujarnya.

Harun lantas menyinggung orang tua santriwati yang dinilai tidak komunikatif dengan pihak yayasan. Dia mengklaim pihak yayasan bahkan sempat menawarkan akan memberi beasiswa untuk anaknya namun ditolak.

"Kalau yayasan sih kita sudah banyak di kita yang menunggak, bukan dia aja. Tapi orang tua (lainnya) komunikatif. Disampaikan jika menunggak kenapa, kita kasih keringanan dan orang tuanya, anaknya masih sekolah," jelasnya.

"Orang tuanya gak pernah ajukan mau beasiswa. Orang tuanya merasa mampu, bahkan orang tua tantang kami, 'kami punya duit Pak, nanti kita bayar'. Tapi kan gak jelas," ujar Harun.

Terpisah, orang tua santriwati Kuttab Nurul Wahyain, Yudimsar membantah anaknya menunggak SPP 3 tahun hingga dikeluarkan dari sekolah. Dia mengklaim melakukan pembayaran secara berkala hingga lunas meski sempat ada tunggakan.

"Ini beritanya (informasi dari yayasan) kok seperti itu SPP 3 tahun tidak terbayarkan? Padahal kita bayar secara berkala sampe lunas dan memang saya sudah lunasi semua. Bahkan saya bayar SPP bulan Juni tuk 2 anak dan mereka pihak manajemen sekolah terima itu," tuturnya.

Dia juga mengaku tidak pernah diinformasikan soal adanya beasiswa orang tua asuh (OTA). Yudi pun meminta pihak sekolah dan yayasan memberikan keadilan.

"Saya tidak diberitahukan kalau dapat beasiswa OTA padahal kami selama ini disuruh bayar full 2 anak. Dimana coba letak keadilannya itu sekolah," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Yudimsar mengaku kecewa setelah anaknya ke DO meski sudah membayar. Yudi mengaku sempat ada tunggakan namun sudah dilunasi. Belakangan dia kembali membayar SPP untuk tahun ajaran baru namun dirinya dikagetkan karena anaknya sudah di-DO.

"Saya bayar SPP bulan lalu. Saya bayar SPP itu, dia (pihak yayasan) terima juga (pembayaran). Artinya dia tidak respons kalau memang dia mau berhentikan harusnya dia respons dong," jelas Yudi.




(sar/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads