Sebanyak 3.169 warga yang menjadi korban banjir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), masih mengungsi. Mereka dievakuasi ke 38 titik pengungsian yang tersebar di empat kecamatan.
Laporan BPBD Makassar hingga pukul 13.00 Wita pada Jumat (14/2/2025), empat kecamatan terdampak banjir, yakni Manggala, Tamalanrea, Biringkanaya dan Panakkukang. Korban banjir didominasi dari Kecamatan Manggala.
Di Kecamatan Manggala tercatat 1.972 warga dari 533 kepala keluarga (KK) mengungsi di 22 titik. Sementara di Tamalanrea ada 385 warga dari 106 KK yang dievakuasi di 4 titik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan di Biringkanaya dilaporkan ada 709 dari 184 KK mengungsi di 9 titik. Terakhir, di ada 103 warga dari 32 KK mengungsi di 3 titik di Kecamatan Panakkukang.
BPBD Makassar hingga saat ini masih melakukan asesmen berkala dan memonitoring wilayah terdampak banjir untuk mengevakuasi warga yang perlu diungsikan. Sementara Dinas Sosial (Dinsos) Makassar memastikan kebutuhan logistik pengungsi banjir.
Diketahui, Pemkot Makassar menetapkan status tanggap darurat banjir selama 14 hari terhitung sejak 10-17 Februari 2025. Kebijakan ini tertuang dalam surat keputusan (SK) bernomor: 769/188.4.45/Tahun 2025 yang diteken Wali Kota Makassar Danny Pomanto pada 10 Februari 2025.
"SK tanggap darurat ini sudah biasa keluar saat kita mengalami kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana dalam hal ini banjir," ujar Kepala Pelaksana BPBD Makassar Achmad Hendra Hakamuddin kepada detikSulsel, Rabu (12/2).
Kebijakan status tanggap darurat ini diharapkan bisa mempercepat penanggulangan bencana. Hal ini dikarenakan seluruh unsur pemerintah, TNI dan Polri, hingga swasta turut terlibat dalam melakukan penanganan bersama.
"Nah, itu yang diatur dalam SK tersebut, bahwa seluruh elemen di Kota Makassar ini, bukan hanya pemerintah kota, tapi dari TNI/Polri bahkan swasta terlibat dalam pengurangan terjadinya risiko korban, kerusakan atau kerugian," tuturnya.
Hendra mengatakan banjir di Makassar dipicu hujan deras. Pihaknya mengimbau warga tetap waspada karena masih ada potensi cuaca ekstrem berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga sepekan ke depan.
"Data sudah menunjukkan bahwa kita memasuki musim hujan, data menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tertentu, dalam hal ini, kali ini tanggal 10-17 (Februari) sesuai imbauan peringatan dini dari BMKG," jelasnya.
(sar/asm)