Unjuk rasa mahasiswa asal Papua yang memperingati Papua Merdeka di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), berakhir ricuh. Aparat kepolisian turut menjadi sasaran oleh massa yang anarkis.
Kericuhan terjadi di depan Asrama Mahasiwa Papua, Jalan Lanto Dg Pasewang, Makassar, Senin (2/12/2024). Sedikitnya 450 personel kepolisian diterjunkan ke lokasi, 50 prajurit TNI turut disiagakan di lokasi.
Dirangkum detikSulsel, berikut fakta-fakta demo mahasiswa Papua berakhir ricuh di Makassar:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Insiden Kericuhan Terjadi 2 Kali
Kericuhan di depan Asrama Mahasiwa Papua di Makassar terjadi sebanyak dua kali. Insiden pertama terjadi sekitar pukul 11.00 Wita. Para mahasiswa terlihat keluar dari asramanya dengan mengikat simpul.
Mereka kemudian berjalan menuju ke arah Jalan Ratulangi Makassar.Namun tindakan tersebut dihalangi oleh aparat kepolisian dari Polrestabes Makassar dan Brimob Polda Sulsel.
Dari kejadian itu, satu orang dari mahasiswa yang diduga provokator diamankan polisi sehingga menyebabkan para mahasiswa Papua itu mengamuk dan melempari aparat menggunakan batu.
Setelah kurang lebih 10 menit, aparat kepolisian dapat mengendalikan kondisi di lokasi. Sedangkan para mahasiswa Papua kembali ke dalam asramanya.
Namun hanya berselang 15 menit kemudian, mahasiswa kembali melempari aparat dengan batu tidak lama setelah mereka masuk ke dalam asrama. Proses lemparan batu tersebut berlangsung sekitar 5 menit lamanya.
Kendati demikian, aparat kepolisian tidak terpancing masuk ke dalam asrama. Petugas hanya bersiaga di depan asrama.
Terlihat petugas memasang barikade di depan asrama. Sementara mahasiswa yang awalnya melempar kini menghentikan aksinya.
2. Dua Polisi Kena Lemparan Batu
Dua orang anggota polisi menjadi korban lemparan batu saat kericuhan terjadi di depan Asrama Mahasiswa Papua di Makassar. Dua polisi tersebut mengalami luka.
Kedua aparat yang menjadi korban telah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Keduanya pun mendapatkan perawatan medis.
"Tadi ada dua (anggota kepolisian terluka). Ada yang kena kepalanya, tangannya ada," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib kepada wartawan di depan Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Lanto Dg Pasewang, Senin (2/12).
3. Massar Rusaki Minimarket dan Motor
Massa rupanya tidak hanya melukai polisi di lokasi. Pasalnya, motor dan minimarket juga rusak akibat lemparan batu.
"Gara-gara dipukul mundur tadi mahasiswa," ujar AR, petugas parkir di sekitar lokasi, Senin (2/12).
AR menyebut motor yang dirusak adalah kendaraan yang diparkir di sekitar lokasi. Namun AR tidak mengetahui pasti berapa motor yang rusak.
"Itu sana motor juga dikasih jatuh yang terparkir," sebut AR.
Lemparan mahasiswa juga mengenai minimarket di sekitar lokasi. Alhasil kaca minimarket tersebut pecah.
"Itu batunya (yang digunakan melempar minimarket)," tutur AR.
4. Polisi Ganti Rugi Kerusakan Minimarket
Polrestabes Makassar mengganti kaca minimarket yang rusak dilempari batu oleh mahasiswa Papua saat unjuk rasa yang berakhir ricuh. Total ada tiga kaca yang digantikan karena pecah.
"Ada tiga kaca yang digantikan, kasihan terkena lemparan batu," ujar Kombes Mokhamad Ngajib.
Kaca minimarket yang rusak di Jalan Lanto Daeng Passewang, Kota Makassar atau tepat berada di samping Asrama Papua. Ngajib menyebut biaya pergantian kaca ini juga dibantu oleh donatur.
"Kami juga dibantu sama masyarakat," ungkap Ngajib.
Salah satu karyawan minimarket bernama Firman mengaku kaca pecah akibat lemparan batu. Dia menduga lemparan berasal dari massa demo.
"Kerugian materil itu kaca dihantam pakai 3 batu," ucap Firman.
Firman mengungkapkan para mahasiswa Papua melempari batu ke arah minimarket setelah melihat sejumlah Polwan masuk ke dalam toko. Peristiwa ini sempat menimbulkan kepanikan.
"Tadi ada polwan dia lihat dia ambil batu langsung melempar ke dalam. Kita di dalam langsung sembunyi jangan sampai kena batunya tapi kacanya itu melebar," ungkapnya.
Dia pun mengapresiasi bantuan aparat kepolisian yang mengganti kaca yang rusak. Pihak manajemen minimarket pun tidak melaporkan para pelaku ke pihak kepolisian.
"Sudah koordinasi dengan orang kantor dan sudah diinformasikan semua. Tidak sampai melapor," beber Firman.
5. Polisi Pastikan Tak Ada Mahasiswa Ditahan
Polisi memastikan tidak ada mahasiswa asal Papua yang diamankan pascaaksi demo ricuh. Aparat pun berharap situasi yang sudah kondusif tak kembali ricuh.
"Sampai sekarang tidak ada yang diamankan," ujar Kombes Ngajib.
Ngajib mengatakan personel sempat mengamankan mahasiswa saat aksi berlangsung ricuh. Kata dia, setelah negosiasi dengan massa aksi, mahasiswa yang ditahan sebelumnya akhirnya dibebaskan.
"Tadi sudah ada diamankan, tapi kita sudah negosiasikan. Kita sudah kembalikan," tuturnya.
(hmw/hmw)