Siswi SMA berinisial M (15) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengaku dianiaya teman sekolahnya berinisial D (15). Siswi M menuding ibu kandung dari D ikut serta melakukan penganiayaan tersebut.
M menjelaskan dugaan penganiayaan ini bermula saat dia mendatangi rumah temannya berinisial A di Jalan Ujung Bori Lama, Kecamatan Manggala pada Senin (30/9) sore. Setibanya di lokasi, kata M, dia dituduh oleh ibu dari A.
"Langsung (ibu A) bilang kenapa bawa keluar anakku sampai jam 3? (dini hari)," kata M kepada detikSulsel, Jumat (4/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
M kemudian menjelaskan bahwa tudingan itu tidak benar. M lantas menjelaskan bahwa A keluar rumah bersama teman-teman perempuannya yang lain, salah satunya mungkin D.
Hingga akhirnya ibu dari A mengonfirmasi hal tersebut kepada D. Akibatnya, D tidak terima dituduh seperti itu.
"Saya tidak expect (menyangka) mamanya A ini bakal telepon D, bakal sepanjang ini (masalahnya)," ujarnya.
M kemudian meminta maaf kepada D melalui pesan WhatsApp. Dia mengaku tidak bermaksud menjelekkan nama D di hadapan orang tua A.
"Terus tidak lama, saya kan sudah minta maaf sama D lewat chat, bahkan kubilang kalau mau bicara baik-baik ayomi," katanya.
M dan D kemudian bertemu di rumah milik A. Saat itulah M diduga dianiaya oleh D dan juga ibu D.
M juga mengaku ibu D menampar pipi kirinya satu kali, lalu D sendir juga menendang perutnya dua kali. M mengaku tidak melawan ketika dianiaya, dirinya badannya sudah lemas sejak awal.
Setelah itu, D juga disebut hampir memukul M dengan batu tapi dihalangi oleh temannya A. Tidak terima, D mengancam akan melakukan penganiayaan lanjutan di sekolah.
"(D bilang) 'tunggu mi part 2, tunggu ma di sekolah, satu sekolah jeki toh', merasa terancam ka juga jadi tidak pergi ka sekolah," tuturnya.
Akibat penganiayaan itu, M mengalami luka di bawah mata kanannya karena dicakar oleh pelaku, juga sakit pada bagian perutnya. Selain itu, M mengaku tidak pergi sekolah karena merasa takut dengan ancaman pelaku.
"Tidak (sekolah hingga hari ini) karena saya merasa terancam (takut)," pungkasnya.
(hmw/sar)