Massa dari pihak ahli waris SD Pajjaiang Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), menggelar demonstrasi di depan gerbang sekolah. Mereka protes Disdik Makassar merelokasi proses belajar mengajar 1.000 siswa SD Pajjaiang ke sekolah lain.
Pantauan detikSulsel di depan SD Pajjaiang, Senin (29/7/2024) pukul 13.10 Wita, massa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Biringkanaya itu membakar ban bekas di tengah jalan. Massa turut membentangkan spanduk bertuliskan, 'Makassar Tambah Kacau'.
Massa aksi bergantian melakukan orasi di tengah jalan. Mereka menuntut Pemkot Makassar untuk menyelesaikan polemik SD Pajjaiang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat unjuk rasa itu, arus lalu lintas sempat tersendat. Aparat kepolisian pun tampak mengatur kendaraan yang melintas.
Dalam petisi yang dibuat massa aksi, ada tiga tuntutan yang disampaikan dalam demo tersebut. Pertama, meminta Wali Kota Makassar untuk segera menyelesaikan polemik SD Pajjaiang Makassar.
Kedua, massa juga meminta Pemkot Makassar untuk mengimplementasikan asas hukum equality before the law atau persamaan di hadapan hukum. Selain itu, pada tuntutan ketiga mereka juga mengkritik kebijakan Disdik Makassar yang melakukan relokasi terhadap siswa SD Pajjaiang Makassar ke sekolah lain.
"Meminta Kepala Dinas Pendidikan untuk menarik kembali SK perihal relokasi atau perpindahan siswa-siswa karena pada saat melakukan rapat koordinasi Pemerintah Kota Makassar tidak mengundang dan melibatkan pihak ahli waris dan pengadilan sehingga berdasarkan hasil rapat dan SK yang dikeluarkan oleh Kadisdik Makassar patut diduga perbuatan tersebut merupakan perbuatan melawan hukum dan atau menghindar dari hukum," demikian bunyi tuntutan massa.
Diberitakan sebelumnya, Disdik Makassar memutuskan mengungsikan atau merelokasi 1.000 siswa SD Pajjaiang ke sekolah terdekat. Hal itu dilakukan Pemkot agar proses belajar mengajar tetap berjalan.
"Terkait SDI Pajjaiang, SDN Pajjaiang, SDI Inpres Sudiang, dan menindaklanjuti arahan Bapak Kajari Makassar bahwa sambil proses sengketa berjalan kami diminta mencari solusi/alternatif terhadap 1.000 siswa agar proses belajar mengajar tetap berjalan," kata Kadisdik Makassar Muhyiddin Mustakim, Rabu (24/7).
(asm/sar)