Geger Wanita di Rappokalling Makassar Ditemukan Tewas Tergantung

Geger Wanita di Rappokalling Makassar Ditemukan Tewas Tergantung

Andi Audia Faiza Nazli Irfan - detikSulsel
Kamis, 11 Apr 2024 19:30 WIB
Ilustrasi Gantung Diri
Ilustrasi. Foto: Mindra Purnomo
Makassar -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Seorang wanita berinisial KR (39) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), bikin geger usai ditemukan tewas tergantung. Korban pertama kali ditemukan ibunya di lantai 2 rumahnya.

"Terjadi gantung diri di Lorong Anggrek Jalan Rappokalling Raya," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib dalam keterangannya, Kamis (11/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa itu terjadi di Jalan Rappokalling Raya, Kecamatan Tallo, Kamis (11/4) sekitar pukul 07.00 Wita. Awalnya, ibu korban inisial SM (59) baru saja selesai mandi dan hendak menuju ke lantai 2 rumah untuk berganti pakaian.

Namun saat itu, Salmah melihat anaknya sudah dalam kondisi tergantung di kusen pintu rumah. Salmah sontak berteriak histeris memanggil suaminya, ND (61).

ADVERTISEMENT

"Korban sudah dalam keadaan lehernya tergantung dengan sarung pada kuseng rumah lantai dua. Selanjutnya saksi berteriak minta tolong dan memberitahukan perihal tersebut kepada suaminya," tutur Ngajib.

Ayah korban kemudian melaporkan peristiwa itu kepada Ketua RT setempat. Polisi lalu tiba di tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 08.15 Wita. Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polrestabes Makassar kemudian mengecek dan mengamankan TKP.

Ngajib mengungkapkan, korban diduga nekat bunuh diri karena depresi pascakemoterapi kanker serviks. Korban sudah 6 kali melakukan kemoterapi namun tak kunjung sembuh.

"Penyebab gantung diri diduga karena korban mengalami depresi atas penyakit kanker serviks yang dialaminya. Menurut keluarga, korban sudah melakukan kemoterapi sebanyak 6 kali dan radioterapi sebanyak 5 kali namun penyakit korban tak kunjung sembuh,"terangnya.

Ngajib menambahkan, pihak keluarga menolak untuk melakukan autopsi terhadap jasad korban. Dia menyebut keluarga sudah menerima insiden yang terjadi.

"Keluarga sepakat untuk tidak melaporkan perihal tersebut kepada pihak kepolisian dan pihak keluarga tidak merasa keberatan atas meninggalnya korban," pungkasnya.




(asm/ata)

Hide Ads