"Demo kemarin itu kan salah satunya buntutnya karena ada seluruh wakil kepala sekolah yang mengundurkan diri di sekolah itu," kata Inspektur Pembantu (Irban) Pencegahan dan Investigasi Inspektorat Sulsel Muhammad Salim kepada detikSulsel, Senin (25/3/2024).
Salim mengatakan keempat wakasek itu mundur lantaran kepemimpinan kepsek yang dianggap tidak selaras. Pengelolaan anggaran di sekolah juga mendapat sorotan.
"Memang beberapa hal yang menjadi substansi pemeriksaan kita terkait mengenai manajemen kepemimpinan kepala sekolah. Dan salah satu dugaan yang muncul mengenai pengelolaan anggaran. Salah satunya mengenai dana BOS," bebernya.
"Karena kan sekolah paling banyak mengelola dana BOS. Jadi pasti dana BOS karena itu anggaran yang mereka kelola. Itu salah satu hal yang menjadi poin pemeriksaan kita," lanjut Salim.
Dia menyebut Inspektorat Sulsel turut memeriksan bendahara sekolah terkait dugaan penyelewengan dana BOS tersebut. Meski begitu, Salim mengaku tak dapat menyampaikan bentuk dugaan penyelewengan dana BOS itu kepada publik.
"Banyak yang diperiksa, semua wakil kepala sekolah kita minta keterangan. Kemudian bendahara, ada beberapa guru, tentu kepala sekolah sendiri. (Dugaan penyelewengan dana BOS) Saya belum bisa buka. Kami belum menyelesaikan. Dan LHP-nya juga tidak bisa kami sampaikan ke publik," jelasnya.
Selain itu, Salim menuturkan para siswa juga ikut dimintai keterangannya. Para siswa itu diminta untuk menjelaskan faktor yang mendorong mereka untuk melakukan aksi demonstrasi tersebut.
"Kita hanya wawancara biasa saja. Apa-apa yang mendorong mereka melakukan demonstrasi. Aktivitas di sekolah, di kelas, apa yang mereka alami selama kepemimpinan kepala sekolah, Pak Mirdang itu," tuturnya.
Menurutnya, dari keterangan para siswa, aksi unjuk rasa itu memuncak akibat mereka sudah gelisah dengan kondisi sekolah. Salim mengatakan aksi itu murni karena spontanitas para siswa dan tidak dimotori oleh pihak mana pun.
"Saya tidak melihat itu. Karena informasi yang kami dapat setelah pemeriksaan pertama itu masalah ini sudah lama. Mungkin karena dorongannya sudah besar, karena persoalan mungkin sudah semakin banyak. Mereka akhirnya demonstrasi. Mengenai apakah demo dimotori, kami tidak melihat itu. Iya spontanitas," urai Salim.
Salim menambahkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) terhadap kasus ini akan dirampungkan sesegera mungkin. LHP itu akan diserahkan langsung kepada Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin untuk ditindaklanjuti.
"Karena kan pemeriksaan kami ini sudah dua kali. Pemeriksaan bertahap, pemeriksaan pertama itu investigasi dan yang kedua ini, dugaan pelanggaran disiplin kepala sekolah. Jadi arahnya sudah pemeriksaan kepala sekolah," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah siswa SMAN 20 Makassar melakukan aksi unjuk rasa menuntut agar Mirdang Midding diganti pada Senin (5/2) lalu. Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel pun melibatkan Inspektorat untuk mengusut perkara tersebut.
Belakangan, Iqbal pun memutuskan untuk menonaktifkan Mirdang Midding usai didemo siswanya. Kebijakan ini dilakukan di tengah proses pemeriksaan untuk mengusut pemicu aksi unjuk rasa siswa.
"Untuk menjamin pemeriksaan berlangsung independen, sementara kepala sekolah kita nonaktifkan dari tugas-tugasnya," kata Iqbal saat dikonfirmasi, Selasa(6/2).
(sar/asm)