Nasu kadundung merupakan olahan ayam khas Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) dengan cita rasa yang lezat. Sajian ini dapat dinikmati di kawasan wisata pedesaan Rumede.
Kawasan wisata Rumede berada di Dusun Rumede, Desa Kunyi, Kecamatan Anreapi. Jaraknya, sekira 15 kilometer dari pusat pemerintah Kabupaten Polewali Mandar di Sulawesi Barat.
Di kawasan wisata ini pengunjung dapat menikmati sajian nasu kadundung yang diolah masih dengan cara tradisional. Tidak hanya menikmati sajian khas, pengunjung juga disuguhkan pemandangan alam yang asri di sekeliling yang memanjakan mata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasu kadundung merupakan kuliner khas Suku Pattae. Terbuat dari bahan dasar ayam yang dipadukan dengan bumbu rempah seperti cabai, bawang merah, bawang putih, sereh, merica, garam, daun pakis, daun pandan, daun kedondong hingga penyedap rasa.
Sajian ini juga dipadukan dengan daun pakis, dan daun kedondong untuk memberi cita rasa asam yang khas. Selain itu juga diberi potongan daun pandan agar aroma nasu kadundung semakin menarik.
![]() |
Ayam dan bumbu rempah tersebut kemudian diolah di atas tungku secara tradisional. Sementara penyajiaannya ditaruh di atas wadah mangkok berbahan kayu.
Pengunjung dapat menikmati nasu kadundung bersama sepiring nasi hangat ataupun ketupat. Meski begitu, tidak jarang ada pengunjung yang memilih menikmati menu tradisional ini tanpa pendamping apapun karena kuah beningnya terasa lezat dan menyegarkan.
Pengelola kawasan wisata alam Rumede Village Fadlullah Candong mengaku sengaja menghadirkan menu khas Polman nasu kadundung untuk diperkenalkan kepada wisatawan yang datang.
"Jadi menu ini memang sengaja kita siapkan, sebagai varian menu dan tentunya ingin kita perkenalkan kepada setiap warga yang berkunjung," ungkap Fadlullah yang dikonfirmasi terpisah.
Fadlullah berharap, upayanya memperkenalkan nasu kadundung bisa membuat menu makanan tradisional ini semakin dikenal. Hal ini menjadi salah satu upayanya untuk melestarikan makanan khas daerah.
"Tentunya kita sangat berharap, bagaimana menu makanan tradisional khas daerah bisa semakin dikenal, mampu bersaing dengan menu-meno modern lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan sengaja mengusung konsep agar pengunjung dapat menikmati nasu kandundung di ruang terbuka. Sehingga nuansa pedesaan sangat terasa dengan hembusan angin sejuk dan suara gemercik air sungai yang mengalir.
"Jadi yang memang kita tawarkan itu konsep naturalnya, terus glamping nya. Dalam artian camp glamor, kita sediakan fasilitas yang ada ada di sini, ada makanan tradisional dan menu makanan lain," pungkas Fadlullah.
Untuk seporsi nasu kadundung dibandrol dengan harga terjangkau, yakni hanya Rp 25.000 per porsi. Harga itu sudah termasuk dengan sepiring nasi.
(alk/asm)