Rumah Makan Palekko Sumber Abadi merupakan salah satu warung yang terkenal menyediakan sajian palekko khas Sidrap. Rumah makan ini bisa meraup Rp 20 juta hingga Rp 50 juta per hari.
Meskipun dikenal dengan itik palekkonya, rumah makan ini juga ternyata menyediakan sajian palekko berbahan ayam kampung. Tidak hanya itu, sejumlah menu lainya juga melengkapi rumah makan tersebut, seperti bebek rica sambal ijo, bebek goreng original dan masih banyak lagi.
Rumah Makan Palekko Sumber Abadi yang telah berdiri sejak tahun 2015 masih terus eksis hingga saat ini. Pasalnya, makanan dengan bahan baku itik ini tidak ada hentinya digemari oleh masyarakat Bugis-Makassar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manager RM Palekko Sumber Abadi, Mustafa mengungkapkan, warung ini bisa meraup penghasilan sedikitnya Rp 20 juta per hari. Bahkan ia mengatakan, warung makan dengan nuansa tengah sawah itu pernah mendapatkan hingga Rp 50 juta per hari.
"Tidak tentu, kadang-kadang bisa sampai Rp 50 juta satu hari. Pernah sampai 50 juta itu, tapi minimal itu Rp 20 juta satu hari," ungkap Mustafa kepada detikSulsel, Senin (13/2/2023).
Mustafa menambahkan, untuk bebek yang digunakan dalam satu hari tidak menentu. Namun jika dirata-ratakan pihaknya bisa menghabiskan 200 hingga 300 bebek dalam satu hari jika ramai pengunjung.
"Tidak tentu. Kadang sampai 200, 300 (ekor itik). Tidak tentu," katanya.
Mustafa menjelaskan, pihaknya menghabiskan ratusan itik karena dalam satu porsi palekko menu menggunakan satu ekor itik. Tidak hanya palekko, tetapi juga menu lainnya seperti bebek rica cabe ijo dan bebek goreng.
"Satu itik (satu porsi) palekko, yang goreng juga, semuanya, semua satu porsi itu satu ekor," jelasnya.
Hanya bedanya jika palekko itik akan dicincang menjadi potongan kecil-kecil, sementara menu lainnya dipotong menjadi 4 bagian.
"Kalau bebek itu biasanya cuma 4 potong kalau rica goreng. Dada dua dan pahanya dua," tutur Mustafa.
Tetap Ramai di Masa Pandemi
Pada masa pandemi, Rumah Makan Palekko Sumber Abadi ini ternyata tetap ramai pengunjung. Bahkan pada saat puasa di waktu pandemi, pendapatannya tidak berubah.
"Saya itu heran waktu pandemi. Tidak bilang pendapatan berubah, malah puasa dulu, pandemi kan. Penuh ini," kata Musatafa.
Ia bahkan mengatakan, orderan sudah full di waktu sore hari. Sehingga Rumah Makan Palekko tersebut sudah harus tutup pada pukul 16.00 Wita.
"Kalau jam 4 itu orang sudah full mendaftar. Tahun lalu kan baru ada ini, jadi dulu itu jam 4 sudah tutup, sudah tidak terima tamu lagi. Kecuali dia mau (pesan) ronde kedua, saya bisa terima," ujarnya.
Mustafa bahkan tidak menyangka jika di waktu pandemi, Rumah Makannya bisa ramai pengunjung. Bahkan juga, pihaknya mengungkap, para pengunjung sanggup untuk menunggu antrian yang panjang.
"Saya heran juga waktu pandemi itu. Tetap juga. Malah sanggup orang menunggu," imbuhnya.
(alk/asm)