Papua Pegunungan

Duduk Perkara Tradisi Bakar Batu Ricuh Berujung Bupati-Wakapolres Yalimo Luka

Tim detikcom - detikSulsel
Minggu, 05 Okt 2025 08:30 WIB
Foto: Kerusuhan terjadi menjelang acara bakar batu di halaman kantor Bupati Yalimo. (dok. istimewa)
Yalimo -

Bupati Yalimo Nahor Nekwek dan Wakapolres Yalimo Kompol Elias Endang luka terkena lemparan batu saat kericuhan menjelang tradisi bakar batu di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan. Kerusuhan dipicu kekecewaan sekelompok warga dari empat distrik yang tidak dilibatkan dalam acara tersebut.

Kericuhan itu terjadi di lokasi tradisi bakar batu yang digelar di lapangan kantor Bupati Yalimo pada Jumat (3/10) siang. Acara bakar batu merupakan tradisi perdamaian masyarakat Papua yang ditandai dengan upacara memasak dan makan bersama.

Sebagai informasi, tradisi bakar batu digelar sebagai upaya meredam konflik sosial yang sempat terjadi di Yalimo pada Selasa (16/9) lalu. Konflik kala itu memicu bentrokan antarwarga yang diduga dipicu adanya ujaran kebencian.


"Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Yalimo untuk membangun perdamaian pascakonflik sosial melalui kegiatan bakar batu berujung ricuh," ungkap Kabid Humas Polda Papua, Kombes Cahyo Sukarnito dalam keterangannya, Sabtu (4/10/2025).

Kios Dibakar-Kantor Bupati Yalimo Rusak

Kericuhan bermula saat Wakil Gubernur (Wagub) Papua Pegunungan Ohones Pahabol tiba di kediaman Bupati Yalimo untuk menghadiri tradisi bakar batu pada Jumat (3/10) sekitar pukul 11.40 WIT. Ohones lebih dulu melaksanakan makan siang sebelum ke lokasi acara bakar batu.

"Saat acara makan siang berlangsung, terlihat asap membubung dari Kampung Soba. Aparat melakukan pengecekan dan menemukan kios milik salah satu warga hangus terbakar," ucap Cahyo.

Beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka dalam pembakaran itu karena pemilik kios tidak berada di lokasi. Dari hasil penyelidikan, pembakaran dipicu ketidakpuasan sekelompok warga terhadap tradisi bakar batu.

Menurut Cahyo, sekelompok warga menolak tradisi bakar batu karena acara itu hanya mengikutkan perwakilan warga dari satu distrik yakni Elelim. Padahal konflik sosial yang terjadi sebelumnya juga berdampak bagi seluruh masyarakat dari 4 distrik lainnya di Yalimo.

"Pembakaran dipicu kekecewaan sekelompok masyarakat yang menilai acara bakar batu tidak melibatkan empat distrik, yakni Apalapsili, Welarek, Benawa, dan Abenaho. Mereka menilai panitia bersikap tidak adil dan justru memperuncing ketegangan," paparnya.

Situasi semakin memanas saat rombongan pejabat Pemprov Papua Pegunungan hingga Pemkab Yalimo tiba di lokasi acara batu pada pukul 13.25 WIT. Kedatangan para pejabat disambut dengan aksi protes sekelompok warga dari empat distrik yang telah berkumpul di lapangan kantor Bupati Yalimo.

"Masyarakat yang tidak setuju dengan acara tersebut melancarkan protes keras hingga berujung pelemparan batu ke arah podium," beber Cahyo.

Cahyo melanjutkan, aparat kepolisian yang melakukan pengaman kemudian mengevakuasi para pejabat. Namun nahasnya, bupati dan wakapolres Yalimo terkena lemparan batu hingga luka.

"Insiden ini menyebabkan Wakapolres Yalimo Kompol Elias Endang mengalami luka di kepala akibat lemparan. Sementara Bupati Yalimo Dr Nahor Nekwek menderita memar di pelipis," imbuhnya.

Wagub Papua Pegunungan langsung dievakuasi ke Wamena melalui jalur darat. Sementara bupati Yalimo bersama sejumlah pejabatnya diamankan ke Polres Yalimo.

"Kerusuhan ini juga mengakibatkan kerugian materi, di antaranya pecahnya kaca depan kantor bupati, rusaknya dua unit mobil dinas Pemda Kabupaten Yalimo, serta batalnya pelaksanaan acara bakar batu," jelas Cahyo.



Simak Video "Video: Kerusuhan Berdarah di Yalimo gegara Isu Rasis, 3 Orang Tewas"


(sar/sar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork