.webp)
Satgas Operasi Damai Cartenz telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) penembakan 2 anggota Brimob yang mengakibatkan Brigpol Muhammad Arif Maulana (34) dan Bripda Nelson Runaki (26) gugur di Nabire, Papua Tengah. Hasilnya, kedua korban diduga diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Aibon Kogoya.
"Hasil olah TKP mengungkapkan para pelaku diduga anggota KKB kelompok Aibon Kogoya menembaki kedua korban," kata Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Jumat (15/8/2025).
Kedua pelaku melarikan diri usai melakukan penembakan. Faizal menuturkan, warga setempat sempat melihat kedua pelaku penembakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saksi sempat melihat dua orang tak dikenal tersebut bersenjata laras panjang, berambut gimbal, dan mengenakan celana pendek, menuruni bukit di sisi kanan lokasi kejadian," jelasnya.
Satgas Operasi Damai Cartenz pun menyampaikan duka atas gugurnya dua anggota Brimob tersebut. Pihaknya sudah menurunkan personel melakukan pengejaran terhadap pelaku.
"Langkah tegas dan terukur akan dilakukan untuk mengejar pelaku, khususnya kelompok KKB pimpinan Aibon Kogoya, serta memastikan keamanan di wilayah tersebut," tegas Faizal.
Sementara itu, Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Yusuf Sutejo mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada. Dia memastikan aparat penegak hukum tetap menjaga keamanan wilayah di Papua.
"Percayakan sepenuhnya proses pengejaran dan penegakan hukum kepada aparat keamanan. Keamanan adalah tanggung jawab bersama, dan kerja sama masyarakat sangat penting dalam menjaga Papua tetap aman," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, kedua anggota Brimob itu diserang KKB di Kilometer 128 Jalan Trans Nabire-Enarotali, Nabire, Rabu (13/8) pukul 09.00 WIT. Kedua korban sedang bertugas melakukan pengamanan pembangunan jalan di lokasi saat ditembak pelaku.
"Dua anggota kita bertugas menjaga keamanan proyek, tiba-tiba diserang. Satu korban mengalami luka bacok, satu lainnya terkena tembakan di kepala," kata Kapolres Nabire AKBP Samuel Tatiratu kepada wartawan, Rabu (13/8).
(sar/asm)
