Sopir pikap bernama Pardi yang juga pedagang sayur diduga ditampar oleh oknum TNI di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Persoalan ini diduga dipicu kesalahpahaman setelah Pardi memasang bendera anime One Piece di kendaraannya.
Peristiwa itu terjadi di kawasan Terminal Sasayya, Bantaeng, Kamis (7/8) sekitar pukul 15.00 Wita. Dugaan penganiayaan itu terekam kamera hingga videonya viral di media sosial.
"Benar, itu (yang di video) adik saya. Namanya Pardi. Bersama istri dan anaknya," kata kakak korban, Dandy Thoriq kepada detikSulsel, Sabtu (9/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum detikSulsel hingga Senin (11/8), berikut 5 fakta oknum TNI diduga menampar pedagang sayur yang membawa pikap di Bantaeng:
1. Sopir Dicegat Saat Hendak Berjualan
Dandy menuturkan, adiknya masih berada di dalam mobil saat diduga ditampar oleh oknum TNI. Pardi dicegat terduga pelaku saat hendak memasuki kawasan terminal untuk berjualan.
"Tiba-tiba datang oknum TNI Babinsa mengadang mobil adik saya, lalu tanpa basa basi memfoto pelat mobil, bendera anime, sama adik, ipar, dan ponakan saya," ujarnya.
Oknum TNI itu sempat bertanya kepada Pardi soal tujuannya memasang bendera bergambar anime itu di pikapnya. Namun Pardi mendadak ditampar saat istri dan anaknya masih berada di dalam mobil.
"(Oknum TNI bertanya) 'Kau warga negara apa?' sambil menampar adik saya. Jadi, memang adikku itu penggemar One Piece sudah dari lama," beber Dandy.
2. Keluarga Sopir Lapor ke Kodim Bantaeng
Pihak keluarga keberatan setelah Dandy mendadak ditampar tanpa alasan yang jelas. Oknum TNI itu kemudian dilaporkan ke Kodim 1410/Bantaeng.
"Sudah kami laporkan. Pelaku meminta damai, tapi kami belum mengiyakan dan belum tanda tangan surat damai," ungkap Dandy.
Dandy mendesak oknum TNI itu menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di hadapan publik. Pihak keluarga menolak berdamai jika hal itu tidak dilakukan.
"Kalaupun kami damai, pelaku harus membuat video klarifikasi permohonan maaf kepada keluarga saya dan seluruh masyarakat," bebernya.
3. Pedagang Sayur Setop Jualan Usai Ditampar
Pardi memutuskan berhenti berjualan sayur untuk sementara setelah ditampar oknum TNI. Dandy mengaku adiknya khawatir berdagang setelah kejadian tersebut.
"Adik saya dan istrinya sudah dua hari tidak jualan, sedangkan dia adalah tulang punggung keluarganya," tutur Dandy.
Situasi ini membuat keluarga Pardi mengalami kerugian. Sayur yang sudah telanjur dipanen otomatis tidak bisa dijual.
"Dalam satu rumah ada istri, anak 1 umur 2 tahun, nenek, dan kakek dari istrinya. Dan kita tahu sendirilah kalau sayur tidak terjual otomatis membusuk," paparnya.
4. TNI Tampar Sopir Dipicu Salah Paham
Kodim 1410/Bantaeng mengaku kasus oknum TNI diduga menampar sopir pikap hanya dipicu kesalahpahaman. Persoalan ini terjadi karena ketidaktahuan personel terkait bendera tersebut.
"Dia juga tidak paham ini anggota anu-nya itu (soal bendera One Piece). Yang bersangkutan (sopir) juga tidak paham bilang 'ikut-ikutan ji saya'. Orang tidak paham semua," kata Pasi Intel Kodim 1410/Bantaeng Lettu Inf Harfil kepada detikSulsel, Sabtu (9/8).
Harfil menyebut oknum TNI yang diduga menampar pedagang sayur itu sudah dimintai keterangan. Pihaknya juga sudah mempertemukan kedua belah pihak setelah kejadian.
"Sudah kita panggil (oknum TNI), sudah kita anu-kan semua saat itu toh. Artinya miskomunikasi," tambah Harfil.
5. Kodim Bantaeng Klaim Sudah Damai
Harfil menuturkan, perkara ini sudah dimediasi dengan mengundang kedua belah pihak di Kantor Polisi Militer (POM) pada Kamis (7/8) malam. Kodim Bantaeng mengklaim persoalan ini sudah berakhir damai.
"Sudah selesai. Tidak usah di-anu (diperpanjang) lagi. Sudah ada surat perdamaiannya," ungkap Harfil.
Menurut Harfil, pihak korban juga telah bersedia mencabut laporannya. Namun dia memastikan oknum TNI itu akan tetap diproses secara internal.
"Kita sampaikan ke keluarganya (sopir) cabut itu (laporan). Tidak tahu siapa yang sebar luaskan lagi itu," pungkasnya.