Oknum komisioner Bawaslu Kabupaten Wajo berinisial HR diduga melecehkan wanita inisial SH yang merupakan staf kantornya sendiri. Korban kini mengalami trauma mendalam usai mengaku dilecehkan lima kali.
Dugaan pelecehan seksual tersebut terjadi sejak 2023 hingga awal 2025. Polisi mengusut kasus ini usai korban melaporkan HR atas dugaan tindak pidana kekerasan seksual ke Polres Wajo pada 17 Juni 2025 lalu.
"Saya trauma sekali. Yang pasti tidak pernah ma masuk kantor selama kejadian itu," ungkap korban SH kepada detikSulsel, Sabtu (26/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban mengaku mengalami dugaan pelecehan di berbagai tempat kejadian perkara (TKP). Oknum komisioner itu bahkan pernah melakukan aksinya di kantor Bawaslu Wajo.
"Kejadiannya 5 kali sepanjang tahun 2023 sampai awal 2025, saya tidak bisa lagi jelaskan kronologinya," tuturnya.
Perbuatan terduga pelaku membuat korban mesti menjalani konseling dari psikolog. Dia tidak bisa melupakan peristiwa buruk yang dialaminya.
"Sudah saya laporkan HR bulan lalu. Saya trauma dikasih begitu (dilecehkan) oleh pelaku, bahkan saya ke psikolog," ucapnya.
Korban berharap aparat kepolisian bertindak tegas karena kasusnya sudah lama dilaporkan. Dia sempat dikirimkan surat pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan (SP2HP) dari penyidik.
"Minggu lalu dipanggil ka (polisi) minta keterangan tambahan. Ini waktuku diperiksa, saya dipanggil ke TKP, setelah itu dia bilang sudah akan gelar perkara," terangnya.
Pelecehan Diduga Terjadi di Kantor-Hotel
Korban menyebut polisi sudah melakukan olah TKP di berbagai lokasi yang menjadi tempat dugaan terjadinya pelecehan. Namun korban heran karena polisi belum melakukan olah TKP di kantor Bawaslu Wajo.
"TKP pertama hotel di Wajo dua kali dilakukan pelecehan, kemudian kejadian tiga kalinya di TKP kantor Bawaslu di ruangannya itu pelaku, pelecehan berikutnya di hotel lagi yang juga 2 kali dilakukan," ucapnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Wajo Iptu Fahrul menuturkan, lokasi dugaan pelecehan tidak hanya terjadi di Wajo. Peristiwa itu juga dilaporkan terjadi di salah satu hotel di Makassar.
"Kalau olah TKP-nya kami masih menunggu waktu. Karena TKP-nya di hotel di Wajo, di kantor Bawaslu Wajo, dan di hotel di Makassar juga," ucap Fahrul.
Dia mengaku belum melakukan olah TKP di kantor terduga pelaku dan korban bekerja. Fahrul berdalih masih mendalami kronologi kejadian tersebut.
"Soal kenapa belum dilakukan olah TKP di kantor Bawaslu, akan dilakukan nanti. Kami objektif untuk mencari kebenaran, kita mau cari alurnya bagaimana," ujarnya.
Kasus Naik ke Tahap Penyidikan
Fahrul menegaskan, penyidik kepolisian tetap bekerja mengusut kasus ini. Pihaknya masih mengumpulkan bukti termasuk mendalami keterangan dari sejumlah saksi.
"Korban mengaku akan memberikan efek jera. Tapi semua masih dalam proses, dan masih membutuhkan keterangan ahli apakah ada unsur tindak pidana," jelas Fahrul.
Terpisah, Kapolres Wajo AKBP Muhammad Rosid Ridho menuturkan, kasus dugaan pelecehan ini sudah ditingkatkan ke tahap penyidikan. Namun pihaknya belum menetapkan tersangka.
"Kasusnya sudah naik ke tahap penyidikan. Ini nunggu pemeriksaan ahli," ujar Rosid.
Ridho menambahkan, penyidik sudah memeriksa terlapor. Namun pihaknya tetap membuka ruang kasus ini dimediasi lewat restorative justice tergantung dari keputusan pihak korban.
"Sudah (diperiksa terlapor). Ini nunggu pemeriksaan ahli. Kalau mereka (korban dan pelaku) mau berdamai silakan," pungkas Rosid.
Simak Video "Video: Curahan Hati Nadin Amizah Kembali Jadi Korban Pelecehan"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/sar)