Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Hary Sudwijanto langsung turun tangan usai insiden oknum TNI diduga menyerang Polres Tarakan. Irjen Hary mengingatkan agar personel tetap profesional menjalankan pelayanan publik.
Hal tersebut disampaikan Irjen Hary saat mendatangi Polres Tarakan pada Selasa (25/2). Dalam kunjungannya itu, Irjen Hary mengecek kondisi Polres Tarakan lalu mengumpulkan personel untuk memberikan arahan.
"Kejadian ini jangan sampai mengganggu tugas kepolisian dalam memberikan pelayanan masyarakat. Harus tetap menjalankan tugas profesional dan memastikan bahwa pelayanan publik tetap berjalan sebagaimana mestinya," ujar Irjen Hary dalam keterangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah memberikan arahan kepada personel Polres Tarakan, Irjen Hary langsung melanjutkan kunjungannya ke RSUD Yusuf Kota Tarakan. Irjen Hary ingin memastikan langsung penanganan medis anggota yang terluka dalam insiden tersebut.
"Kita ingin memastikan penanganan medis yang diberikan kepada anggota yang dirawat serta berkoordinasi dengan pihak rumah sakit agar korban mendapatkan perawatan yang optimal," ucap Irjen Hary.
Irjen Hary juga menegaskan kasus ini akan ditangani secara berjenjang. Dia meminta agar seluruh jajaran tetap menjaga situasi tetap kondusif di Tarakan.
"Langkah-langkah penyelesaian akan dilakukan secara bersama-sama baik pihak TNI maupun Polri untuk menjaga kondusivitas dan soliditas antarinstansi," pungkasnya.
Diketahui, sebanyak enam anggota polisi luka akibat penyerangan sekelompok oknum TNI di Polres Tarakan. Keenam korban kini berada di rumah sakit menjalani perawatan intensif.
"Saat ini dari data yang kita peroleh ada 6 (anggota polisi luka), tapi semua dalam proses pengobatan," kata Irjen Hary.
Hary tidak merinci luka yang dialami personelnya. Namun dia mengaku keenam korban merupakan personel piket Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Tarakan.
"(Keenam polisi yang luka) Semua petugas SPKT," beber Hary.
Dugaan penyerangan itu terjadi Mapolres Tarakan pada Senin (24/2) sekitar pukul 23.30 Wita. Oknum anggota TNI yang terlibat diduga dari Bantuan Penugasan (BP) Satgas Yonif 614/RJP.
(asm/asm)