Polisi menyita sebuah mesin cetak hingga uang palsu (upal) siap edar di kasus sindikat uang palsu di dalam kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Barang bukti tersebut disita di beberapa tempat.
Dari foto yang dilihat detikcom, tampak mesin cetak berukuran raksasa disita polisi. Mesin itu terlihat berwarna abu-abu.
Terlihat mesin tersebut telah dipasangi garis polisi. Mesin itu diduga disita tim penyidik Polres Gowa di perpustakaan UIN Alauddin Makassar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain itu, polisi juga menyita barang bukti uang palsu senilai Rp 11 juta dari tangan 4 pelaku yang ditangkap di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). Terlihat uang tersebut dicetak dalam pecahan Rp 100 ribu.
Uang palsu tersebut tampak disusun menjadi 11 bagian dengan jumlah masing-masing Rp 1 juta. Terlihat juga buku rekening, kartu ATM dan kartu tanda penduduk (KTP) ikut disita.
"Polisi berhasil menyita barang bukti berupa uang palsu senilai Rp 11.000.000 yang masih belum sempat diedarkan," ujar Kasi Humas Polresta Mamuju Ipda Herman Basir kepada wartawan, Selasa (17/12).
Herman menambahkan keempat pelaku yang ditangkap telah diserahkan ke Polres Gowa untuk pengusutan lebih lanjut. Pihaknya pun mengimbau warga Mamuju agar lebih waspada saat menerima uang.
Sementara di dalam kampus, tepatnya di perpustakaan UIN Alauddin Makassar, polisi menyita sebuah mesin cetak berukuran raksasa sebagai barang bukti. Selain itu, polisi juga menyita alat pemotong uang palsu hasil cetakan dari mesin raksasa tersebut.
"(Barang bukti yang diamankan) Mesin cetak, alat potong," ujar Kapolres Gowa AKBP Rheonald T. Simanjuntak saat dihubungi detikSulsel, Senin (16/12).
Rheonald mengaku belum mengetahui jenis dan spesifikasi mesin cetak yang disita tersebut. Menurutnya, tim penyidik masih berkoordinasi dengan ahli terkait.
Selain mesin cetak raksasa, penyidik juga mengamankan barang bukti uang tunai senilai Rp 446 juta yang diduga palsu di perpustakaan kampus. Uang tersebut dalam bentuk pecahan Rp 100 ribu.
"Rp 446.700.000 barang bukti yang kami temukan di dalam salah satu kampus tersebut, pecahan Rp 100 ribu," kata Rheonald.
(asm/hsr)