Anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) diduga menyandera sejumlah pekerja pembangunan puskesmas di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Gerombolan pelaku meminta uang jatah keamanan terkait pembangunan puskesmas di wilayah tersebut.
Aksi teror OPM itu terjadi di lokasi pembangunan Puskesmas Sinak Barat, Kampung Kilunggame, Kabupaten Puncak pada Sabtu (30/11/2024). Momen para pekerja diintimidasi terekam dalam video yang beredar di media sosial.
Dalam video beredar, tampak 14 pekerja proyek duduk berjongkok di depan bangunan puskesmas. Di belakang pekerja, sejumlah anggota OPM berdiri sambil memegang senjata api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu anggota OPM berjaket warna hitam dan mengenakan topi berdiri paling depan. Pria tersebut berbicara menyampaikan tuntutannya dan mempertanyakan anggaran proyek.
"Anggaran Distrik Sinak Barat yang rumah sakit ini, anggaran pemerintah dikemanakan. Segera dikasih keluar untuk bayar angkutan dan tumpuk batu kami untuk dibayar," ucap pria yang mengenakan kacamata hitam itu.
Pelaku mendesak Pemkab Puncak mengeluarkan anggaran pembangunan Puskesmas Distrik Sinak Barat. Dia berdalih anggaran itu untuk membayar masyarakat.
"Jangan menyembunyikan anggaran yang sekarang ada di rumah sakit ini," kata pria bertopi sebagaimana dalam video beredar.
Sementara itu, Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan mengaku para pelaku mengintimidasi pekerja proyek puskesmas. Gerombolan anggota OPM itu mengganggu proyek pembangunan di Papua.
"Kelakuan OPM sudah nyata sebagai preman yang selalu memeras masyarakat," kata Candra Kurniawan dalam keterangannya, Senin (2/11).
Candra menuturkan, anggota OPM kerap meminta uang kepada siapapun yang ditemui. Para pelaku melakukan pemalakan dengan dalih sebagai uang jatah keamanan.
"Bukan hanya merampas hasil bumi, namun juga mengintimidasi meminta uang setiap pembangunan di Papua," tambahnya.
Dari informasi sementara, para pekerja tersebut sudah dilepaskan. Namun Candra memastikan pihaknya tetap melakukan penyelidikan terhadap aksi teror OPM tersebut.
"Saat ini masih ditelusuri, namun menurut beberapa sumber bahwa setelah membuat video tersebut, OPM telah melepas para pekerja bangunan tersebut," imbuh Candra.
(sar/sar)