Situasi di Puncak Jaya, Papua Tengah, sempat memanas usai aksi TNI menembak mati 3 anggota Operasi Papua Merdeka (OPM) berujung pembakaran enam unit mobil milik aparat keamanan. Kondisi saat ini dipastikan berangsur kondusif.
"Alhamdulillah, sampai saat ini aman-aman saja," kata Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara kepada detikcom, Kamis (18/7/2024)
Kuswara mengatakan aparat keamanan kerap memberikan imbauan terkait keamanan dan ketertiban (kamtibmas) di wilayah Puncak Jaya. Dia berharap situasi kondusif tersebut dapat dipertahankan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi kami juga tetap memberikan imbauan untuk menciptakan situasi Puncak Jaya aman terkendali," ungkapnya.
Diketahui, aksi TNI menembak mati tiga anggota OPM di Puncak Jaya menyulut kemarahan massa. Mereka menilai ketiga orang yang ditembak itu bukan anggota OPM.
Massa yang protes kemudian meminta ganti rugi total Rp 3 miliar untuk ketiga orang yang ditembak. Menurut Kuswara, permintaan ganti rugi tersebut merupakan denda adat.
"Betul kemarin itu ada menuntut denda adat," ujar AKBP Kuswara.
Namun permintaan ganti rugi tersebut belum disepakati kedua belah pihak. Pasalnya, massa terlanjur terprovokasi hingga melakukan aksi anarkis.
"Tapi karena belum selesai, masyarakat orang banyak sudah ada yang provokasi akhirnya kemarin tidak selesai itu, akhirnya ribut," kata Kuswara.
Massa yang emosi kemudian membakar enam unit kendaraan TNI-Polri serta melakukan perusakan terhadap satu unit kendaraan lainnya. Insiden pembakaran itu tepatnya terjadi di depan RSUD Mulia, Distrik Mulia, Rabu (17/7).
"Pembakaran itu ada protes, itu kan karena ada protes dari warga," ujar AKBP Kuswara.
Menurut Kuswara, pihak TNI sebenarnya telah memberikan penjelasan dalam proses mediasi. Namun belakangan warga terprovokasi hingga melakukan pembakaran.
"Penyelesaian perkara sudah dijelaskan sama Pak Dandim sama Pak Danyon, karena mereka tidak puas sehingga mereka tersulut emosi sehingga terjadilah pembakaran kendaraan tersebut," katanya.
(hmw/hsr)