.webp)
Kejaksaan Negeri (Kejari) Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) menetapkan mantan pimpinan cabang (Pimca) Bulog Parepare berinisial MI sebagai tersangka kasus jual beli beras. Kerugian negara dalam kasus ini mencapai Rp 1,7 miliar.
"Kami telah menetapkan dan melakukan penahanan kasus korupsi oleh Kepala Cabang Bulog Parepare tahun 2020-2022 inisial MI," ujar Kepala Kejari Parepare Edy Dikdaya kepada wartawan saat rilis di Kantor Kejari Parepare, Rabu (13/12/2023).
Edy mengatakan tersangka MI terlibat pengadaan dan distribusi Bulog di wilayah Kota Parepare pada tahun 2022 lalu. Adapun modus tersangka melakukan penyerapan gabah dengan mitra dengan sumber anggarannya adalah APBN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nilai harga beras Rp 8.800 dan dijual Rp 8.300 ke mitra yang juga pengadaan dan juga yang membeli, tetapi tidak disalurkan sesuai ketentuan oleh mitra dengan persetujuan dari Pimca sehingga terdapat selisih Rp 500. Tapi itu dikalikan dengan gabah sekitar 3.561 ton," paparnya.
Tersangka MI dikenakan Pasal 2 dan Pasal 3 UU Nomor 20 Tahun 2021 tentang perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tersangka terancam hukuman 20 tahun penjara.
"Besok, tersangka akan kita limpahkan ke PN Tipikor Makassar. Dimana tersangka saat ini ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Parepare," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kejari Parepare memeriksa 20 saksi dalam mengusut kasus ini. 20 saksi yang diperiksa tersebut berasal dari pimpinan Bulog, termasuk dari mitra Bulog Subdivre Parepare.
"Sudah ada sekitar 20-an orang diperiksa. Ada pimpinan Bulog lama dan yang sekarang, dan ada juga mitra Bulog di pengadaan beras yang diperiksa," sebut Kasi Intel Kejari Parepare, Sugiharto kepada detikSulsel, Kamis (7/9).
(hmw/sar)
