Dari foto yang diterima detikcom, tampak pelaku mengenakan baju hitam dengan tinggi sekitar 160 cm. Pelaku hanya menatap ke depan dengan tangan bertautan.
Pelaku terlihat memiliki rambut ikal dengan kumis tipis dan berkulit sawo matang. Foto tersebut diambil saat pelaku menjalani pemeriksaan di Mapolres Kobar.
Sementara dalam foto lain, pelaku dihadirkan dalam konferensi pers dengan mengenakan pakaian oranye pada Selasa (21/11) kemarin. Di hadapan awak media dan polisi pelaku hanya bisa tertunduk.
Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono mengungkapkan bahwa pelaku nekat membunuh ibunya lantaran sakit hati sering dimarahi via telepon. Pelaku yang sedang menempuh pendidikan di Semarang, Jawa Tengah kemudian datang ke Kobar menemui ibunya.
"Untuk pelaku sakit hati karena sering dimarah-marahi oleh korban," ujar AKBP Bayu kepada detikcom, Selasa (21/11/2023).
Pelaku dan korban juga sempat terlibat cekcok. Di mana korban menyebut pelaku sebagai anak dajjal hingga menyebut pelaku bukan anaknya.
"Korban mengatakan kalau tersangka ini anak dajjal, 'otakmu dipakai atau nggak, kupingmu kamu buang ke mana, dan jangan panggil aku mama kamu bukan anakku', yang membuat tersangka ini langsung mencekik korban," terangnya.
Karena perkataan korban, pelaku pun emosi dan langsung melayangkan beberapa pukulan ke area kepala koban. Pelaku bahkan nekat menggorok leher korban dengan pisau dapur.
"Setelah tersangka melakukan pemukulan ke wajah dan leher korban, tersangka ke dapur mengambil pisau, kembali ke kamar dan langsung menggorok leher korban menggunakan pisau itu di bagian leher kanan sebanyak 3 kali sayatan," bebernya.
Untuk diketahui, Fadli ditangkap usai membunuh ibu kandungnya sendiri, Wati di kediaman mereka di Jalan A Yani, Desa Pandu Sanjaya, Kecamatan Pangkalan Lada, Minggu (19/11) sekira pukul 16.30 WIB.
(hsr/asm)