Preman Pungli di Kubu Raya Akui Setor Rp 700 Ribu per Pekan ke Oknum SPBU

Preman Pungli di Kubu Raya Akui Setor Rp 700 Ribu per Pekan ke Oknum SPBU

Riani Rahayu - detikSulsel
Selasa, 14 Nov 2023 16:50 WIB
ilustrasi pungli (andhika-detikcom)
Foto: ilustrasi pungli (andhika-detikcom)
Kubu Raya -

Dua preman bernama Budi (40) dan Mulyadi (30) di Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) diamankan polisi karena melakukan pungutan liar (pungli) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Saat diamankan, keduanya mengaku juga menyetor uang ke oknum SPBU sebesar Rp 700 ribu per pekan.

"Pengakuan mereka seperti itu ada menyetor 700 ribu per minggu ke oknum-oknum SPBU, tetapi ini masih kami dalami," ujar Kasubsi Penmas Kubu Raya Aiptu Ade Surdiansyah kepada detikcom, Selasa (14/11/2023).

Kedua pelaku juga sempat menyebut ada beberapa oknum SPBU yang menerima uang tersebut. Meski begitu, Ade mengatakan pihaknya belum bisa memproses pernyataan keduanya karena masih menunggu laporan para korban besok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau keterangan itu ada. Retribusi yang merekat tarik itu, ada tersalurkan ke oknum-oknum SPBU. Nah ini yang masih kita dalami, sementara kita tunggu laporan korban dulu baru kita periksa keterangan oknum-oknum SPBU yang disebut. (Oknum lebih dari satu) Iya pengakuannya lebih dari satu," jelasnya.

Ade turut menjelaskan cara kedua pelaku ini melakukan pungli. Para pelaku memalak sopir-sopir ekspedisi setelah melakukan pembayaran usai mengisi bahan bakar.

ADVERTISEMENT

"Iya di dalam SPBU, jadi setelah sopir ini isi bahan bakar mereka datang meminta. Ya take and give ya. Karena kalau sopir-sopir ini tidak beri uang, barang mereka ini bakal lama tertahan di situ. Sedangkan barang mereka ini tidak boleh lama karena takut rusak," ungkapnya.

Sementara kedua pelaku saat ini masih menjalani proses wajib lapor, usai sebelumnya sempat ditahan selama 24 jam pada Jumat (10/11). Jika kasus ini resmi dilaporkan besok, besar kemungkinan pelaku pungli akan bertambah.

"Tidak menutup kemungkinan tersangka lebih daripada 2, cuma memang yang disebutkan oleh korban itu. Karena ini berkomplot, enggak mungkin 2 orang saja," pungkasnya.




(hmw/sar)

Hide Ads